PENGARUH KEJUTAN (SHOCK) PANAS TERHADAP KEMAMPUAN HIDUP UDANG REGANG (Macrobrachium sintangense (de Man))
Main Author: | Indah Trisnawati Dwi. T, 089110805 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 1996
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/54083/1/kk%20mpb%20548.96%20ind%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/54083/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Sejalan dengan upaya peningkatan manfaat swnber daya udang regang. maka perlu dilakukan usaha pembudidayaan. pengelolaan sebagai salah satu cara bagi usaha pembudidayaan udang regang memerlukan kondisi kualitas air yang bait•. Sebagai tempat bidup biota akuatik, perairan khususnya pada kualitas air memberikan pengaruh yang besar terbadap terhadap kelangsungan bidup biota. Temperatur air mClUpakan salah satu dad faktor-faktor fisik yang penting dalam menentukan kualitas air. . Penelitian ini dilakukan Wltuk mengetahui apakah shock panas pada berbagai temperatur dan durasi berpengaruh terbadap kemarnpuan IUdup udang regang; dan apakah ada perbedaan kemarnpuan bidup anura udang regang kelompok kecil dan heW' seteJah perlakuan shock panas. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai November 1995. Sampel udang regang yang digunakan diperoleh dad danau Ranuklindungan, Pasuruan. Shock panas dilakukan pada suhu 300, 3So, 37,~, 40°, dan 42,SoC. Untuk suhu bertingkat dilakukan pada suhu 4ooC, setelah terlebih dahulu dimasukkan pada suhu 3SoC selama S menit.Masing-masing perlakuan dengan durasi 10 dan 20 menit, dengan 4 uJangan. Ukuran individu yang digunakan dianalisis dengan ANA V A, seteJah sebelumnya diuji homogenitas variansnya dengan uji Bartlett. Sedang data basil percobaan bClUpa persentase individu yang hidup dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dan u.kw"an anura individu yang hidup dan mati seteJah perlakuan dianaJisis dengan uji U Mann-Whitney. Hasil penelitian menW\iukkan bahwa dalam kelompok keeil masih ada individu yang mampu bertahan hidup pada perlakuan suhu 400c dengan durasi 10 menit dan suhu 37,SoC dengan durasi 20 menit. Untuk perlakuan suhu berlingkat (3SO-400C) dengan durasi 10 menit masih ada individu yang mampu bertahan bidup bait individu kelompok keeil dan besar. Selain itu basil penelitian menunjukkan bahwa individu kelompok keeil cenderung mempunyai kemampuan bidup lebih hesar dibanding individu kelompok besar; serta adanya kemungkinan bahwa perbedaan kemampuan bidup tidak hanya dipengaruhi oleh perbedaan ukuran.