DISTRIBUSI KASUS "DRY SOCKET" PASCA PENCABUTAN DI KLINIK LABORATORIUM ILMU REDAH MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA TAHUN 1995 (Penelitian Retropektif)

Main Author: SARI PUDJI UMIATI, 029111304
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 1997
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/53170/1/kk%20kg%20428.97%20Umi%20d.pdf
http://repository.unair.ac.id/53170/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Hasil pengamatan data yang diperoleh dari kartu status penderita kasus pencabutan gigi di Laboratorium llmu Bedah Mulut Fakult.s Kedokteran Gigi Universitas Airlangga tahun 1995 diperoleh 30 kasus "dry socket" dari 3.685 kasus pencabutan gigi (0,7'Y. kasua "dry socket"), Masing-masing tabel membicar.kan kaitan "dry socket" dengan faktor lokaai, elemen, usi., jenis kelamin, kesembuhan dan macam perawatan setelah dilakukan pembahasan terhadap masing-masing tabel maka dapat diambil kesimpulan bahwa kaaua "dry socket" yang terjadl di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga tahun 1995, agaknya mirip dengan hasil laporan peneliti sarjana terdahulu terhadap kasus "dry socket", yaitu bahwa 1. "Dry socket" paling sering terjadi pada rahang bawah dengan frekwensi tinggi pada molar pertama rahang bawah. 2. "Dry socket" paling sering terjadi pada kelompok usia 21 -40 tahun. 3. "Dry socket" lebih sering terjadi pada pada penderita wanita. 4. Kebanyakan "dry socket" sembuh sesudah 4 -5 hari. 5. Parawatan "dry socket" yang paling sering adalah secara aplikasi lokal dangan menggunakan irigasi H202 37. dan alvogyl. Meskipun demikian perlu dipertimbangkan bahwa kesimpulan tarsebut masih merupakan suatu kesimpulan yang tidak berdasarkan pada suatu penelitian yang sempurna, s~bab data yang diperoleh merupakan data sekunder. Sedangkan dari analisa statistik tidak didapatkan perbedaan signifikan antara rahang atas dan rahang bawah, antara molar pertama dan molar kedua rahang bawah maupun antara perempuan dan laki-laki artinya kemungkinan terjadinya "dry socket" adalah sama antara rahang atas dan rahang bawah, antara molar partama dan molar k~dua rahang bawah maupun antara perempuan dan laki-laki untuk populasi yang diteliti.