PERBEDAAN VISKOSITAS SALIVA PADA SAAT KONTRAKSI DAN RELAKSASI OTOT PEMBUKA DAN PENUTUP MULUT (Penelitian Laboratoris)

Main Author: SRI RATNA LAKSMIASTUTI, 028911652
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 1995
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/52905/1/kk%20kg%20330.95%20lak%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/52905/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Kelenjar-kelenjar penghasil saliva didalam mulut, memproduksi saliva yang berbeda sifatnya. Sifat saliva yang dihasilkan, tergantung dari kelenjar mana yang dirangsang. 2. Rangsang mekanik, dalam hal ini gerakan mengunyah akan merangsang kelenjar parotis yang serus untuk memproduksi saliva dalam jumlah yang lebih besar dibanding kelenjar lainnya. Sedang pada keadaan istirahat, kelenjar submandibularis yang seromukus akan memproduksi saliva lebih banyak dibanding kelenjar parotis. 3. Tekanan pada rahang/mukosa mulut akibat pemakaian protesa (pada penelitian ini diidentikkan dengan plat akrilik) akan meningkatkan produksi saliva yang encer seperti air. 4. Saliva yang mempunyai viskositas tertinggi adalah saliva pada keadaan istirahat, diikuti saliva pada rangsang mekanik, kemudian pada keadaan mengulum plat akrilik. 5. Saliva mempunyai peran yang sangat penting pada proses pencernaan makanan. Pada gerakan mengunyah Kelenjar parotis terangsang, menghasilkan saliva yang serius, dimana terkandung enzim ptyalin yang akan memecahkan karbohidrat menjadi glukosa.