PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PADA PT.PAL INDONESIA (PERSERO)

Main Author: TRI ARISTANTI, 041211231016
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/52856/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/52856/2/B.%20292-16%20Ari%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/52856/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Perkembangan industri maritim di Indonesia pada saat ini menunjukkan peningkatan permintaan pasar. Industri maritim dapat di definisikan sebagai semua perusahaan atau industri yang berkaitan dengan aktivitas di laut yang termasuk di dalamnya antara lain adalah transportasi laut, industri galangan kapal, offshore. Di Indonesia kegiatan atau aktivitas laut sangat tinggi, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Perusahaan membutuhkan suatu alat untuk mengukur kinerja di mana tidak hanya fokus pada satu perspektif saja, pengukuran yang bersifat jelas dan alat ukur yang digunakan harus dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalam menerjemahkan tujuan dan strateginya sehingga perusahaan dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang dan menghadapi perubahan dalam persaingan global. Pengukuran kinerja ini dikenal dengan sistem pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard. Oleh karena itu penelitian ini mengangkat judul penelitian “Perancangan Pengukuran Kinerja Menggunakan Balanced Scorecard Dan Analytical Hierarchy Process Pada PT. PAL Surabaya (Persero)”. AHP dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan bobot prioritas kinerja perusahaan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pada penelitian ini data yang digunakan diperoleh dengan cara wawancara dan observasi pada perusahaan terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perancangan pengukuran kinerja menggunakan metode Balanced Scorecard menghasilkan 18 KPI dan dari hasil olah data dengan menggunakan AHP menunjukkan bahwa perspektif learning and growth menempati prioritas pertama dengan bobot sebesar 0,512 (51,2%), dan pada peringkat kedua adalah perspektif internal business process dengan bobot 0,292 (29,2%), kemudian perpspektif customer dengan bobot 0,111 (11,1%), dan yang terakhir adalah perspektif financial dengan bobot 0,085 (8,5%)