DINAMIKA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN (Studi Deskrlptif tentang, Keberadaan LPMK Balongsari Dalam Membangun Partisipasi Masyarakat di Kelurahan Balongsari, Kecamatan Margersari, Kota Mojokerto dtllllm Me.bang",. Pllrtisipas; Masyaraktlt di Kel"r."1111 Balo",s.ri, Kec. Magersari, kota Mojokerto)
Main Author: | FARID FAZUL ADHIM, 070016313 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2005
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/48276/1/Ant%2032-05%20Adh%20d.pdf http://repository.unair.ac.id/48276/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Gerakan reformasi 1998 yang telah merombak banyak aspek dalam tatanan kebidupan di negara Indonesia temyata tidak serta merta mampu merombak partisipasi masyarakat di tingkat grassroot. Berbagai peraturan dan perundang-undangan yang diintervensikan oleh Pemerintah (baik Pusat, Propinsi maupun Daerah) untuk menata lembaga kemasyarakatan di tingkat kelurahan memang terbukti cukup mampu merombak tatanan kelembagaan yang ada. Studi tentang dinamika partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Kelurahan Balongsari, Kota Mojokerto, ini setidak:nya dapat menjadi salah satu contoh partisipasi masyarakat yang temyata tidak banyak mengalami perubahan. LPMK yang lahir sebagai jawaban atas tidak betfungsinya LKMD sebenarnya dimaksudkan untuk membangun dan meningkatkan keswadayaan serta menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat di Kelurahan Balongsari, Kota Mojokerto dalam peIjalanannya temyata tidak membawa perubahan yang signifikan pada masyarakat di Kelurahan Balongsari. Dengan kata lain partisipasi masyarakat di kelurahan Balongsari tetap tidak terbangun. Hal ini ditunjukkan dengan minironya partisipasi warga pada kegiatan LPMK. Dari fenomena tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dinamika partisipasi masyarakat seiring dengan keberadaan LPMK di Kelurahan Balon~Kecataman Magersari~ Kota Mojokerto dalam membangun partisipasi masyarakat. Untuk memahami fenomena dalam penelitian ini, penulis menyajikan permasalahan penelitian antara lain: Pertama, bagaimana partisipasi masyarakat Kelurahan Balongsari dalam pembangunan. apakah ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah ada LPMK. Kedua, Apakah LPMK bisa menjalankan tugas dan fungsinya dalam membangun partisipasi masyarakat di Kelurahan Balongsari. Ketiga, faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keberhasilan -atau kegagalan -LPMK dalam membangun partisipasi. Untuk menjawab permasalahan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan tipe penelitian deskriptif etnografi. Dimana penentuan lokasi penelitian ditentukan secara "purposive" (dengan pertimbangan keunikan data dan infonnasi penelitian). Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara observasi dan depth Interview dengan menggunakan Vll ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI pedoman wawancara dan dokumentasi. Kemudian informan atau sumber data dipilih juga denganmenggunakan metode purposive dan snowball berdasarkan pertimbangan tertentu. Selanjutnya hasil temuan data diseleksi dan dianalisa secara kualitatif dengan beberapa perlakuan diantaranya mengelompokkan ke dalam kategori-kategori yang dibuat sesuai dengan kepentingan penelitian. Kemudian kategori-kategori konseptual tersebut disusun menjadi suatu struktur jalinan cerita agar memudahkan peneliti melihat hubungan-hubungan yang terjadi antar kategori, sehingga dengan mudah diinterpretasi dan dapat dipahami dalam mengkaji pennasalahan penelitian. Dari basil temuan data dan analisis yang dilakukan dan pengalaman yang diperoleh dilapangan selama proses penelitian berlangsung dapat diketahui bahwa Tidak berfungsinya LPMK dalam membangun partisipasi masyarakat di Kelurahan Balongsari disebabkan oleh berbagai kendala dan hambatan. Hambatan dan kendala tersebut antara lain: pertama Kuatnya intervensi birokrasi..KedlUly Adanya dominasi kelompok elite. Hal ini nampak pada orangorang yang duduk dalam kepengurusan LPMK. Ketiga, Tumpang tindih (over laping) antar lembaga kemasyarakatan di tingkat kelurahan. Tumpang tindih antar lembaga kemasyarakatan yang dimaksud adalah tumpang tindih antara LPMK dan BPPL di tingkat Kelurahan Balongsari. Keempat, Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap LPMK. Anggapan bahwa LPMK tidak jauh berbeda dengan LKMD dan kurangnya infonnasi yang diterima masyarakat tentang LPMK dan aktivitasnya. Tidak banyak warga masyarakat yang tahu tentang apa itu LP~ apa aktivitasnya, apa tugas dan fungsinya. Kelinttt, Keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh LPMK.