KANDUNGAN ANTIOKSIDAN DARAH PADA MENCIT (Mus musculus) AKIBAT PEMBERIAN 2-METOKSIETANOL DAN USAHA PENCEGAHAN DENGAN PSK (POLISAKARIDA KRESTIN)

Main Author: YANTI LUNITASARI, 080812227
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2004
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/46943/1/KK%20MPB%2025-05%20LUN%20K.pdf
http://repository.unair.ac.id/46943/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • 2-Metoksietanol (2-ME) adalah zat yang toksik dan menyebabkan meningkatnya radikal bebas dalam tubuh organ is me. Dengan adanya peningkatan radikal bebas, menyebabkan perubahan kandungan antioksidan dalam tubuh terutama antioksidan darah. Sifat toksik ini dapat diduga akibat dari radikal bebas yang dihasilkan oleh 2-ME, radikal bebas tersebut dapat dinetralkan oleh senyawa Polisakarida krestin (PSK) sebagai antioksidan melalui mekanisme scavenger radikal bebas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa senyawa PSK dari jamur Coriolus versicolor memiliki kemampuan sebagai antioksidan, dan dengan induksi zat 2-ME akan menyebabkan peningkatan radikal bebas dalam tubuh, sehingga mempengaruhi kandungan antioksidan garah, serta apakah kead~n tersebut dapat dikendalikan oleh peningkatan kerja antioksidan dalam PSK. Penelitian ini menggunakan mencit (Mus musculus) betina berumur 2-4 bulan dengan berat badan antara 100-300 gram sebanyak 16 ekor sebagai hewan coba yang akan diambil darahnya, senyawa PSK, 2-ME dan pereaksi DPPH 0,004%. Mencit yang digunakan dibagi dalam beberapa kelompok yaitu kelompok kontrol (K(-» tanpa diberi 2-ME dan PSK .serta kelompok perlakuan: K(+)disuntik 2-ME 11 mmoVg BB secara intraperitoneal; PI disuntik dengan 2-ME 11 mmoVg BB dan PSK dosis 200 mglg BB yang diberikan hanya sekali secara gavage; P2 disuntik 2-ME 11 mmoVg BB dan PSK dosis 200 mgIg BB yang diberikan tujuh kali selama satu minggu secara gavage. Untuk mengetahui ada tidaknya aktivitas antioksidan, diketahui melalui rerata persentase peredaman DPPH 0,004 %. Data hasil pengamatan menunjukkan adanya aktivitas antioksidan oleh PSK secara in vitro dengan ICso pada konsentrasi 8901,58 ppm, sedangkan penelitian yang dilakukan secara in vivo yaitu dengan mengukur kandungan antioksidan darah di dapatkan hasil yang signiftkan bila dibandingkan dengan kontroL