Daftar Isi:
  • Disabilitas pada lansia didefinisikan sebagai kesulitan dalam melakukan satu atau lebih aktifitas sehari-hari atau ADLs (Activities of Daily Living) seperti aktifitas mandi, memakai baju, makan, ke WC, atau kesulitan dalam melakukan satu atau lebih aktivitas instrumental sehari-hari atau IADLs (Instrumental Activities of Daily Livings) seperti aktifitas menggunakan telepon, belanja, menyiapkan makanan, dan mencuci. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kondisi sosiodemografi, perilaku kesehatan, riwayat kejadian jatuh, dan penyakit kronis dengan menganalisis probabilitas bersama lansia yang mengalami kejadian disablititas fisik berdasarkan karakteristik individu dengan diagram pohon. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini juga merupakan sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 lansia dengan kriteria umur lansia >60 tahun, sehingga analisis penelitian ini bersifat deskriptif. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah disabilitas fisik dan variabel independen yaitu sosiodemografi (umur, jenis kelamin, status kawin, tingkat pendidikan), perilaku kesehatan ( frekuensi olahraga dan merokok), kejadian jatuh, dan penyakit kronis (diabetes mellitus, gangguan tulang /sendi, hipertensi). Hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa lansia yang mengalami disabilitas fisik yaitu mayoritas berumur 75-90 tahun (old), berjenis kelamin perempuan dengan status tidak kawin serta berpendidikan akhir SD. Berdasarkan perilaku kesehatannya yaitu dengan melakukan olahraga tidak teratur, perokok, serta mengalami kejadian jatuh. Berdasarkan lansia yang memiliki riwayat penyakit yaitu hipertensi, diabetes melitus, serta gangguan tulang dan sendi. Kesimpulan dari penelitian yaitu karakteristik lansia dalam diagram pohon dapat diketahui bahwa yang paling berpeluang mengalami kejadian disabilitas fisik yaitu lansia yang berumur 75-90 tahun (old) dan melakukan olahraga secara tidak teratur sebesar 0,6426 atau 64,26%. Saran yang diberikan yaitu rutin menjalankan kegiatan fisik/ senam lansia yang dilakukan minimal 1 minggu sekali di luar jadwal penyelenggaraan posyandu lansia dan koordinasi dengan posyandu lansia mengadakan kegiatan konseling dan penyuluhan kesehatan serta dilakukan pemeriksaan gratis tentang gula darah, tekanan darah, dan kolesterol darah.