RECEPTION ANALYSIS PENONTON TELEVISI TERHADAP PERAN DAN FIGUR SUAMI DALAM TAYANGAN SINETRON INDONESIA

Main Author: Riasita Biantiara Lestari, 071414853027
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/45715/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/45715/2/TSK.35-16%20Les%20r.pdf
http://repository.unair.ac.id/45715/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Televisi khususnya sinetron, kerap merepresentasikan identitas dan peran gender, termasuk hubungan suami-istri. Istri mewakili wanita digambarkan subordinatif di bawah suami yang mewakili pria, sosok emosional, wilayah domestik, dan mengerjakan tugas normatif. Sebaliknya suami digambarkan rasional, area publik, pencari nafkah, dan pengambil keputusan. Kemampuan konstruktivistik tersebut membuat apa yang ditayangkan televisi dianggap sebagai realitas wajar. Peran gender dan jenis kelamin adalah dua hal berbeda, namun cenderung disamaratakan. Di sisi lain, muncul beberapa tayangan sinetron televisi di Indonesia yang merepresentasikan kebalikannya, yaitu “Preman Pensiun” dan “Tetangga Masa Gitu?” Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi penerimaan penonton yang berbeda latar belakang dalam memaknai peran serta figur suami sebagai kepala keluarga dalam sinetron televisi di Indonesia menggunakan metode reception analysis melalui Focus Group Discussion dan depth interview. Pada “Preman Pensiun”, agama sebagai pedoman, kedekatan representasi peran suami dengan kenyataan, dan kesesuaian representasi peran suami dengan kriteria ideal masing-masing, menjadi unsur-unsur yang dipahami. Berbeda dengan “Tetangga Masa Gitu?”, agama sebagai pedoman, kedekatan representasi peran suami dengan kenyataan, stereotype peran gender di masyarakat, serta kesesuaian representasi peran suami dengan kriteria ideal masing-masing, dipahami dan dimaknai penonton. Masing-masing partisipan merefleksikan representasi peran suami dengan kehidupan dan identitas pribadinya, baru memaknai apakah berlawanan sehingga menolak atau setuju namun menegosiasikannya dengan makna alternatif. Secara garis besar penonton mempertimbangkan stereotipe peran gender dan agama dalam menilai suami ideal yang meliputi sosok pemimpin bertanggung jawab secara materil non materil, mampu menjadi panutan, berwibawa, dan berpenghasilan halal.