ANALISIS PELAKSANAAN KOORDINASI ANTARA PUSKESMAS DENGAN KADER DALAM UPAYA MENINGKATKAN CAKUPAN K1 ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KOTA BLITAR (Studi di Puskesmas Sukorejo, Puskesmas Kepanjenkidul dan Puskesmas Sananwetan)

Main Author: AGHNES KHEN PHUSPO ANINDYO, 101111174
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/45698/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/45698/2/FKM.%20242-16%20Ani%20a.pdf
http://repository.unair.ac.id/45698/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Berdasarkan tujuan kelima MDGs (Millenium Development Goals) yaitu meningkatkan kesehatan ibu dengan menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar tiga per empatnya atau 102/100.000 kelahiran hidup per tahunnya, masih perlu upaya yang keras. Data profil kesehatan Kota Blitar menunjukkan bahwa AKI dari tahun 2009-2012 meningkat. Oleh sebab itu, pelayanan antenatal pada ibu hamil harus dapat lebih dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan berkualitas agar adanya masalah/ penyakit dapat dideteksi dan ditangani secara dini. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pelaksanaan koordinasi antara Puskesmas dengan kader dalam upaya meningkatkan cakupan K1 ANC di Puskesmas Kota Blitar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan observasional. Sampel dalam penelitian ini adalah bidan wilayah dan kader. Sampel pada bidan wilayah menggunakan total populasi. Terdapat 31 bidan wilayah di Puskesmas Kota Blitar (Puskesmas Sukorejo, Puskesmas Kepanjenkidul dan Puskesmas Sananwetan) yang menjadi sampel penelitian. Pengambilan sampel pada kader sebanyak 21 kader menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner untuk memperoleh informasi yang jelas dan lengkap. Variabel yang diteliti berdasarkan faktor Puskesmas, faktor masyarakat, mekanisme koordinasi, dan efektivitas koordinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidan wilayah di Puskesmas Sukorejo memperoleh skor yang lebih rendah dibanding Puskesmas lainnya pada variabel kepemimpinan, pengetahuan, kemampuan, pengawasan langsung, standarisasi proses pekerjaan, dan standarisasi hasil pekerjaan. Sedangkan kader di Puskesmas Kepanjenkidul memiliki skor yang lebih rendah dibanding Puskesmas lainnya pada variabel pelatihan, motivasi, kemampuan, proses komunikasi, ketersediaan waktu, penyesuaian bersama, standarisasi proses pekerjaan, standarisasi hasil pekerjaan, dan kesatupaduan. Secara umum perlu dilakukan perbaikan koordinasi dalam upaya meningkatkan cakupan K1 ANC berdasarkan variabel pada faktor yang kurang maksimal tersebut.