PERILAKU BER-KB DAN KESIAPAN GENERASI BABY BOOMERS DALAM MERESPON IDE HONEY YEARS DAN IDE SATU KELUARGA SATU BALITA
Main Authors: | J. B. Wirawan, Drs. SU., Rahma Sugihartati, Dra., Sudarso, Drs. |
---|---|
Format: | Lainnya NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
UNIVERSITAS AIRLANGGA
, 1996
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/42206/1/gdlhub-gdl-res-2014-wirawanjb-32522-4.ringka-.pdf http://repository.unair.ac.id/42206/2/gdlhub-gdl-res-2014-wirawanjb-32522-FULLTEXT.pdf http://repository.unair.ac.id/42206/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- PERlLAKU BER-KB DAN KESIAPAN GENERASI BABY BOOMERS DALAM MERESPON IDE HONEY YEARS DAN IDE SATU KELUARGA SATU BALITA (I. B. Wirawan, Sudarso dan Rahma Suglhartati, 1996: 49 halaman). Tujuan penelitian ini di samping untuk mengkaji perilaku reproduksi generasi baby boomers, juga sekaligus meneliti sejauh mana kesiapan mereka dalam merespon gagasan honey years dan satu keluarga satu balita. Informan penelitian ini secara khusus dibatasi hanya pada kaum pria atau para suami dari generasi baby boomers. Lokasi penelitian dipilih di empat kabupaten, yakni Nganjuk, Lumajang, Trenggalek dan Banyuwangi. Jum]ah responden yang diwawancarai 100 suami. Beberapa temuan pokok hasil penelitian ini adalah: pertama, sebagian besar responden umumnya berpendidikan rendah dan cenderung menikah pada usia sekitar 22-24 tahun. Mata pencaharian yang ditekuni, sebag{dn besar adalah petani dan nelayan. Kehidupan sosial ekonomi responden, kebanyakan tidak terlalu mapan --bahkan sebagian di antaranya relatif rentan. Kedua, di kalangan responden yang diwawancarai pameo banyak anak banyak rejeki sudah tidak lagi populer. Meski terdapat 41% responden yang mengaku menginginkan anak tiga orang, tetapi separuh responden (50%) menyatakan bahwa mereka menginginkan anak dua orang sa ja. Disadari atau tidak, sebagian besar responden umumnya merasa agak mal u atau malu bila mereka memiliki a na k lebih dari dua (75%) atau memiliki ariak dengan jarak kelahiran yang terlalu kerap (89%). Selain jumlah anak, soal jenis kelamin anak bagi responden juga tak lagi menjadi masalah.