PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA DI PERKOTAAN DALAM PENGGUNAAN PRODUK PERAWATAN WAJAH DI KLINIK KECANTIKAN
Main Author: | Elsa Monica, 071211433038 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/41313/1/ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/41313/2/FIS.S.60-16%20Mon%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/41313/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Perempuan memiliki kepedulian yang tinggi dalam menjaga penampilan fisik di era modern ini. Fenomena melakukan perawatan wajah kini banyak dilakukan seiring menjamurnya klinik kecantikan di kota-kota besar. Mahasiswa sebagai kaum muda saat ini tidak lepas dari perilaku konsumtif pada produk perawatan wajah yang dijual di klinik kecantikan untuk menunjang penampilan mereka. Diawali dengan banyaknya peredaran produk perawatan wajah atau krim wajah yang dijual di klinik kecantikan. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang perilaku konsumtif mahasiswa di perkotaan pada produk perawatan wajah di klinik kecantikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara secara mendalam dan observasi lapangan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori konsumsi James P. Baudrillard dan teori Looking Glass Self Charles H. Cooley. Kemudian teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah lima orang mahasiswa yang telah lebih dari satu tahun mengonsumsi produk perawatan wajah secara aktif di klinik kecantikan. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah menjamurnya klinik kecantikan di Kota Surabaya merupakan bentuk simulakra. Sementara itu, klinik kecantikan melakukan promosi secara masif melalui media cetak, elektronik, sosial media untuk menawarkan produk perawatan wajah serta keunggulan klinik kecantikan itu sendiri merupakan simulasi. Hiperrealitas yang terjadi pada mahasiswa adalah efek ketergantungan dalam mengonsumsi produk perawatan wajah sehingga perilaku konsumtif tidak dapat dihindari. Perawatan wajah yang umumnya sebagai kebutuhan sekunder bagi mahasiswa kemudian menjadi kebutuhan utama.