Tanggapan Audiens Pendengar Radio Terhadap Siaran Audio Visual Radio Picture RRI Surabaya

Main Author: DIAN NOVITASARI, 071211532022
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/41270/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/41270/2/FIS.K.68-16%20Nov%20t.pdf
http://repository.unair.ac.id/41270/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Penelitian ini berfokus pada tanggapan audiens pendengar radio terhadap siaran audio visual Radio Picture RRI Surabaya. Signifikasi dalam penelitian ini ialah radio yang selama ini dikenal masyarakat sebagai media yang hanya dapat didengar, dengan adanya siaran Radio Picture, radio mulai dikembangkan dengan menambah media visual. Radio tidak hanya bisa dengar, tetapi juga dilihat. Sehingga definisi radio mulai kabur. Disamping itu, siaran tersebut memberikan spesifikasi pada media akses yakni hanya pada smartphone berbasis android serta ios. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan tanggapan audiens pendengar radio. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Pada teknik pengumpulan data peneliti menggunakan metode focus group discussion. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang beragam,peneliti memilih audiens secara umum yang memiliki latar belakang berbeda melalui jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan mendeskripsikan narasi-narasi yang disampaikan oleh para informan yang kemudian dikaitkan dengan literatur yang ada. Berdasarkan analisis penelitian, Para informan menganggap bahwa siaran Radio yang menambahkan media visual adalah televisi bukan lagi sebagai siaran radio, meskipun sumber siaran tersebut merupakan konten radio konvensional. Mayoritas informan mengganggap bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara televisi dengan radio bergambar. Keseluruhan tayangan Radio Picture dianggap tidak menarik dan monoton karena pengemasan dan penyajian siaran terbilang kurang dan terlihat apa adanya. Sehingga para informan cenderung memilih kembali kepada radio sebagai media dengar tanpa adanya gambar.