UPAYA PELATIHAN, KOORDINASI DAN ADVOKASI SEBAGAI HAL-HAL PENTING DALAM UPAYA PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

Main Author: H. DJOKO WASPODO, Prof. dr. SpOG(K)
Format: Lainnya NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: AIRLANGGA UNIVERSITY PRESS , 2007
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/40218/1/gdlhub-gdl-grey-2011-waspododjo-14606-pg3810-k.pdf
http://repository.unair.ac.id/40218/2/gdlhub-gdl-grey-2011-waspododjo-12208-pg3810.pdf
http://repository.unair.ac.id/40218/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Untuk mempercepat penurunan AKI kita membutuhkan pelatihan berjenjang, upaya Koordinasi dan advohasi. Yang dimulai membuat suatu proposal program secara lengkap dan kemampuan koordinasi lintas sektoral serta kemampuan advokasi, melaksanakan pelatihan yang standar dalam implementasinya dan evaluasi dan follow up performance provider di tempat kerjanya. Sehingga intervensi tidak hanya di tingkat Rumah Sakit dan Puskesmas saja namun sampai di tingkat masyarakat di desa dengan meningkathan ahses dan coverage; sehingga upaya ini sesuai dengan upaya Hospital Without Walls. Pelatihan in-service training secara bertahap dimasukkan pada pre-service training/education sehingga memperbaiki mutu lulusan Fakultas Kedokteran. PPDS di bagian Obstetri Ginekologi pada semester I sesudah MKDU, dilatih tentang modul yang dilatihkan pada pelatihan in-service training sehingga lulusan nanti lebih siap menghadapi berbagai tugas di lapangan. Para pelatih in-service training dilibatkan dalam pendidikan mahasiswa baik sebagai tutor/fasilitator atau sebagai instruktur dalam pelatihan keterampilan. Upaya pelatihan yang selama ini bersama Jaringan Nasional Pelatihan Klinik untuk Kesehatan Reproduksi berjalan dengan baik dan akan mempercepat penurunan AKI. Masih perlu dikembangkan suatu kemampuan membuat pelatihan dengan memanfaatkan Tehnologi Informasi sehingga pelatihan bisa dipersingkat, peserta latih lebih banyak dan dilakukan sebanyak mungkin ditempat provider tanpa terlalu lama meningkat tempat bekerja. (Training/Learning Without Walls), namun tidak meninggalkan faktor humanistic approach.