Daftar Isi:
  • Sistem surveilans sangat berperan dalam menurunkan angka kejadian INOS, sehingga perlu untuk dilaksanakannya surveilans INOS di rumah sakit. Surveilans INOS CAUTI merupakan salah satu fokus program dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di RSU Haji Surabaya tahun 2015, angka kejadian CAUTI di RSU Haji Surabaya mengalami peningkatan pada tahun 2012-2014. Pada tahun 2015, terdapat 3 lembar konfirmasi yang tidak dikumpulkan ke PPI, hal tersebut memengaruhi kualitas data pada sistem surveilans. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi sistem surveilans INOS CAUTI di RSU Haji Surabaya Tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif evaluatif. Subjek dalam penelitian ini adalah sistem surveilans INOS CAUTI, sedangkan responden penelitian adalah IPCN, IPCLN, dan Kepala Ruangan di RSU Haji Surabaya. Variabel penelitian meliputi sistem surveilans (input, proses, dan output), dan atribut sistem surveilans (kesederhanaan, fleksibilitas, akseptabilitas, sensitivitas, nilai prediktif positif, kerepresentatifan, ketepatan waktu, kualitas data, dan stabilitas). Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner dan lembar observasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada komponen input yang tidak sesuai adalah petugas surveilans dengan 10% petugas terlatih. Evaluasi pada atribut sistem surveilans sudah sederhana, memiliki akseptabilitas tinggi, sensitivitas tinggi, nilai prediktif positif tinggi, representatif, dan stabilitas tinggi. Namun, atribut lain tidak fleksibel, tidak tepat waktu, dan memiliki kualitas data rendah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pada komponen input sistem surveilans terutama pada petugas surveilans belum sesuai dengan Kepmenkes RI Nomor 129 tahun 2008, sedangkan untuk evaluasi atribut sistem surveilans adalah tidak fleksibel, tidak tepat waktu, dan memiliki kualitas data rendah. Alternatif solusi yang dapat dilakukan pada pelaksanaan sistem surveilans INOS CAUTI adalah sosialisasi dan pelatihan PPI dasar atau lanjut secara merata, meningkatkan fungsi pengawas di setiap unit, menetapkan standarisasi data, meningkatkan pengadaan sarana-prasarana, pengaturan sistem reward dan punishment, dan optimalisasi pencatatan dan pelaporan dengan berbasis teknologi.