ASOSIASI ANTARA KADAR APOLIPOPROTEIN B SERUM DAN BRACHIAL-ANKLE PULSE WAVE VELOCITY PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2
Main Author: | SATRIO SUGIHARTO MACHFUDI, 010980242 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/39967/1/ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/39967/2/PPDS.IPD.15-16%20Mac%20a.pdf http://repository.unair.ac.id/39967/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Latar Belakang: DMT2 dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular, yang mungkin disebabkan kelainan pada metabolisme lipid dan lipoprotein. Kombinasi gejala dislipidemia ditandai dengan peningkatan TG, penurunan HDL-C, peningkatan partikel small dense-LDL, peningkatan triglyceride-rich remnant lipoproteins (TGRLs), dan/atau peningkatan konsentrasi apolipoprotein B. Dislipidemia adalah faktor risiko utama dari aterosklerosis. Apolipoprotein B adalah salah satu indikator penyakit aterosklerosis. Konsentrasi apo B tinggi berhubungan dengan peningkatan CVD. Modalitas untuk mendeteksi kekakuan vaskular bisa dilakukan dengan pengukuran brachial ankle Pulse Wave Velocity, namun ketersediaannya terbatas dan biaya mahal. Tujuan: untuk mengetahui apakah peningkatan kadar apolipoprotein B serum pada penderita DMT2 meningkatkan risiko aterosklerosis yang berdampak pada kekakuan vaskular yang dapat dideteksi dengan pengukuran brachial ankle Pulse Wave Velocity (baPWV). Bahan dan Cara: Penelitian ini merupakan studi cross sectional analitik pada penderita DMT2 di Poliklinik Endokrin Metabolik dan Diabetes RSUD Dr. Soetomo Surabaya, selama Februari-Desember 2015, Kadar apolipoprotein B serum diukur dengan metode COBAS Integra 400. Kekakuan vaskular dievaluasi dengan pengukuran brachial ankle Pulse Wave Velocity (Fukuda VS-1000). Sebanyak 50 subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi menderita DMT2 ≥ 5 tahun, umur 45-65 tahun, sedangkan kriteria eksklusi antara lain penderita krisis hiperglikemia, infeksi, gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi tiroid, hamil, penderita stroke dan penyakit kardiovaskular. Hasil: Nilai baPWV kanan 16,46 m/detik relatif lebih besar dibandingkan baPWV kiri 16,41 m/detik dengan rerata nilai dan standar deviasi (16,44±2,57) dan kadar apo B serum dengan rerata nilai dan standar deviasi (124,34±27,24), menunjukkan bahwa nilai baPWV dan kadar apo B dari 32 pasien relatif sama. Nilai koefisien korelasi antara apo B dengan nilai rata-rata baPWV adalah sebesar r=0.516 dengan nilai pvalue yang semuanya adalah lebih kecil dari tingkat kemaknaan 5% (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan peningkatan kadar apolipoprotein B serum secara signifikan terhadap kekakuan vaskular dengan pengukuran baPWV pada penderita DMT2.