INKONSISTENSI KEPUTUSAN TERHADAP REGULA ADAT (Kajian Atas Interaksi Simbolik Masyarakat Kelurahan Waibalun yang menggunakan Barang Materiil dalam Pembicaraan tentang Welin)

Main Author: F.X. WIGBERTUS LABI HALAN, 071214753010
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/38929/2/gdlhub-gdl-s2-2014-halanfxwig-33851-4.abstr-k.pdf
http://repository.unair.ac.id/38929/1/gdlhub-gdl-s2-2014-halanfxwig-33851-full%20text.pdf
http://repository.unair.ac.id/38929/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Fokus studi ini menjelaskan proses yang melahirkan keputusan penggunaan barang materiil (gading, uang, dan tanah) di kelurahan Waibalun, Kabupaten Flores Timur ketika membahas tentang welin. Pembicaraan tentang welin (nilai seorang ibu) dilakukan ketika ada anggota suku yang meninggal. Dalam peraturan adat, pembicaraan tentang welin tidak melahirkan konsekuensi materiiil. Keputusan adat (saat ini) yang melahirkan tuntutan berupa terhadap terhadap regula adat. Untuk menjelaskan persoalan ini digunakan kerangka berpikir interaksionisme simbolik. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, khususnya metode introspeksi simpatetik yang ditawarkan Blumer. Teknik yang digunakan untuk menggali dan mengolah informasi adalah observasi dan wawancara, serta metode kepustakaan. Dan untuk menentukan informan digunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inkonsistensi terjadi karena tokoh yang membuat keputusan (dalam urusan adat disebut belake) menggunakan forum adat pembicaraan tentang welin untuk memperjuangkan kepentingannya. Hal ini terjadi karena nilai yang ada di masyarakat tidak punya cukup kekuatan untuk mengontrol keputusan belake. Situasi ini yang disebut entropi kebudayaan.