Perbedaan Kadar Serum Kreatinin Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik Sebelum Dan Sesudah Hemodialisis Di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
Daftar Isi:
- Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan fungsi ginjal yang bersifat progresif dan tidak dapat pulih kembali dimana tubuh tidak mampu mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Terapi bagi pasien gagal ginjal kronik adalah hemodialisis. Hemodialisis adalah proses penyaringan darah dari sampah dan cairan seperti yang dilakukan ginjal dalam keadaan sehat. Salah satu zat yang menumpuk dalam darah adalah kreatinin yang pada normalnya dieksresikan oleh ginjal kedalam urin, sehingga peningkatan kadarnya dalam darah dapat menjadi indikasi adanya gangguan fungsi ginjal. Oleh karena itu, kadar kreatinin perlu dimonitor dan pemeriksaan ini dilakukan setiap sebelum dan sesudah menjalani hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar kreatinin pada pasien gagal ginjal kronik sebelum dan sesudah menjalani terapi hemodialisis di RSU Haji Surabaya pada bulan desember tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik yaitu metode yang menganalisis data sekunder yang sudah ada. Tiga puluh sampel diambil dari pasien dengan diagnosis gagal ginjal kronik yang melakukan pemeriksaan kadar kreatinin sebelum dan sesudah hemodialisis. Data tersebut dianalisis menggunakan software IBM SPSS Statistic dan didapatkan rata-rata kadar kreatinin sebelum hemodialisis adalah 11.247 mg/dL dan rata-rata kadar kreatinin setelah hemodialisis adalah 3.633 mg/dL. Uji normalitas menunjukkan bahwa data terdistribusi normal, dan hasil uji Paired sample T-Test menunjukkan nilai sig 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar kreatinin pada pasien gagal ginjal kronik sebelum dan sesudah hemodialisis. Sehingga dapat disimpulkan hemodialisis efektif untuk menggantikan fungsi ginjal dalam menyaring darah bagi pasien gagal ginjal kronik.