ARAHAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI KAWASAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI CIKAPUNDUNG (STUDI KASUS: Kelurahan Cipaganti, Kecamatan Coblong, Kota Bandung)

Main Authors: Reva Febrianda, 153060038, Budi Heri Pirngadie, Dosen PWK Unpas, Furi Sari Nurwulandari, Dosen PWK Unpas
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.unpas.ac.id/45014/
http:/www.teknik.unpas.ac.id
Daftar Isi:
  • Dalam suatu pengembangan wilayah atau kota, aspek prasarana menjadi salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dikarenakan kebutuhan penduduk akan ditunjang dengan adanya prasarana dan sarana kota untuk kehidupan yang lebih baik. Seperti halnya prasarana air limbah pada suatu kota yang rata-rata memiliki permasalahan pembuangan air limbah, utamanya pada permukiman padat penduduk yang masih melakukan pembuangan limbah domestiknya langsung ke sungai ataupun drainase, hal ini dapat mengakibatkan air sungai tercemar. Seperti pada permukiman padat penduduk di wilayah bantaran Sungai Cikapundung, Kelurahan Cipaganti, sebesar 78 % penduduk masih membuang limbah domestiknya langsung ke sungai. Dalam hal ini Sungai Cikapundung diarahkan sebagai kawasan strategis lingkungan serta sebagai kawasan strategis sosial budaya (puseur budaya pajajaran) dan Kelurahan Cipaganti berfungsi sebagai kawasan perlindungan plasma nuthfah ek situ. Sehingga pengelolaan air limbah di wilayah tersebut perlu direncanakan agar kualitas air sungai tidak tercemar serta arahan pengelolaan limbah ini tidak mengganggu pada kawasan perlindungan tersebut. Oleh karena itu kajian penelitian untuk menangani pembuangan limbah domestik di wilayah sungai ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis kuantitatif dan kualitatif. Dilihat dari beberapa kriteria penentuan sistem pengelolaan limbah meliputi karakteristik kepadatan penduduk, kondisi ekonomi masyarakat, kemiringan tanah, kedalaman air tanah, ketersediaan lahan serta tingkat permeabilitas tanah dan sumber air yang ada. Sehingga dari beberapa kriteria tersebut dapat disesuaikan dengan arahan yang tercantum pada kebijakan RTRW, RDTR serta Masterplan air limbah, sehingga arahan sistem ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pembangunan wilayah pada Kota Bandung serta penyediaan sistem pengelolaan limbah domestik ini dapat menunjang kehidupan dan penghidupan masyarakat. Kata Kunci: plasma nutfah eks situ; permeabilitas; limbah domestik; kuantitaf-kualitatif