ANALISIS KEGAGALAN PEGAS SEKUNDER K5 KERETA API
Main Authors: | Ogi Wahyu Firmanzah, 143030143, Bukti Tarigan, DS, Herman Soemantri, DS |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unpas.ac.id/43429/1/OGI%20WAHYU%20FIRMANZAH_143030143_TEKNIK%20MESIN.pdf http://repository.unpas.ac.id/43429/ http:/www.teknik.unpas.ac.id |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Di Indonesia, kereta api merupakan salah satu jenis alat transportasi yang mempunyai daya angkut dalam jumlah yang banyak. Kereta api terdiri dari satu lokomotif sebagai tenaga penggerak/mesin penarik dan beberapa gerbong sebagai tempat penumpang atau barang. Pada gerbong terdapat bogie yang terletak di bawah gerbong berfungsi untuk meningkatkan kapasitas muatan, meningkatkan kecepatan, memudahkan melewati tukungan dan meningkatkan kenyamanan dan keamanan. System suspense perupakan komponen yang di gunakan untuk meningkatkan fungsi bogie. Sistem suspense pada bogie kereta api bentuk dan susunannya bermacam-macam tergantung dengan jenis bogienya. Sebagai contoh jenis bogie K5 merupakan bogie kereta api dengan system suspense yang terdiri dari tiga jenis pegas yaitu pegas pendukung, pegas ayun dalam dan pegas ayun luar. Apabila tiba-tiba pegas mengalami kegagalan, maka akan menimbulkan terjadinya kecelakaan atau anjoknya gerbong dari lintasan rel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab kegagalan pada pegas bogie kereta api yang merupakan komponen penting dalan kereta api. Dari konstruksinya material pegas haruslah memiliki sifat dapat menyerap energy, modulus resilin yang tinggi, tangguh, keras, tidak getas, ulet dan tidak kaku. Hasil komposisi kimia dan struktur mikro material pegas tersebut adalah baja karbon tinggi dengan rata-rata kadar karbon 0,622% karbon dan memiliki struktur mikro martensit temper dimana pegas rekondisi mempunyai butir dan bentuk lebih kasar, kekerasan juga terlihat rata-rata 20 HRC baik pegas yang rekondisi maupun non-rekondisi. Dari hasil perhitungan dan analisa gaya, diperoleh beban aktual sebesar 22544 N. Beban tersebut berada di bawah beban maksimumnya sebesar 37111 N, menurut data sheet pegas yang terdapat di PT. Kereta Api Indonesia, dengan demikian beban tersebut dapat dinyatakan aman. Dan dilihat dari bentuk patahan, pegas mengalami patah akibat fatigue yang di tandai dengan initial chrack dan pertumbuhannya (beach mark).