PERBAIKAN KUALITAS PROSES PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) (STUDI KASUS PT. VILOUR PROMO INDONESIA)
Main Author: | RIDO FEBRIANTO EKAPUTRA, 123010059 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unpas.ac.id/39423/1/%28123010059%29%20%28Rido%20Febrianto%20Ekaputra%29%20Artikel%20Pendaftaran%20Wisuda.pdf http://repository.unpas.ac.id/39423/ http://teknik.unpas.ac.id |
Daftar Isi:
- ABSTRAK PT. Vilour Promo Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur yang memproduksi berbagai macam perlengkapan olahraga. Seiring waktu dengan banyaknya permintaan pesanan dari konsumen membuat perusahaan harus menjalankan proses produksinya secara efisien untuk menciptakan sebuah produk pakaian yang memiliki kualitas yang baik untuk memberi kepuasan terhadap konsumen. Selama proses produksinya terkadang perusahaan ini menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi (cacat), hal ini disebabkan karena adanya berbagai faktor yang menyebabkan cacat itu terjadi, salah satunya yaitu kegagalan proses yang terjadi pada saat proses produksinya. Salah satunya yaitu kegagalan proses pada saat menjahit, kegagalan ini menyebabkan produk menjadi cacat yaitu jahitan kurang rapih, cacat jahitan kurang rapih ini disebabkan karena dua faktor kegagalan, yaitu loncatan jarum tidak beraturan dan jarum mudah patah atau bengkok, faktor penyebab kegagalan ini harus diidentifikasi guna mengetahui penyebab dari terjadinya kegagalan tersebut. Tools yang bisa digunakan untuk mengetahui penyebab kegagalan ini yaitu menggunakan diagram sebab-akibat (fishbone diagram), selain itu metode yang digunakan yaitu Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), metode ini digunakan untuk mengetahui kegagalan manakah yang memiliki nilai RPN tertinggi dengan terlebih dahulu menentukan rating dari severity, occurance dan detection, kegagalan yang memiliki nilai RPN tertinggi tersebut harus diprioritaskan penanganannya. Setelah dilakukannya perhitungan nilai RPN didapatkan jenis kegagalan loncatan jarum tidak beraturan memiliki nilai RPN tertinggi dengan nilai RPN sebesar 24 dengan masing-masing nilai Severity, Occurance dan Detection sebesar 3, 2, 4, selanjutnya kegagalan ini diprioritaskan untuk segera ditangani perbaikannya yaitu dengan menggunakan metode Kipling (5W+1H). Kata Kunci : Produksi, Kegagalan, Fishbone Diagram, Failure Mode and Effect Analysis, Risk Priority Number, 5W+1H