Daftar Isi:
  • Jahe merah memiliki kandungan gingerol, minyak atsiri dan oleoresin yang dapat digunakan sebagai antibakteri, berdasarkan hasil penelitian sebelumnya kandungan antibakteri jahe merah mampu mencegah pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, bakteri ini dapat menyebabkan berbagai infeksi salah satunya berupa penyakit furuncle (bisul). Penelitian ini bertujuan untuk menguji sediaan salep ekstrak jahe merah sebagai obat penyakit furuncle. Salep diuji secara in vitro terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan menggunakan metode cakram difusi, terdapat 3 perlakuan yaitu salep jahe merah, basis salep sebagai kontrol negatif dan tetrasiklin sebagai kontrol positif, dengan jumlah pengulangan sebanyak 8 kali. Hasil pengamatan menunjukan adanya zona hambat yang dihasilkan salep jahe merah, yaitu sebesar 0,801 cm. Berdasarkan analisis data menggunakan ANOVA One-way diketahui bahwa data bernilai signifikan, yang berarti salep jahe merah dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Sediaan salep dievaluasi melalui uji pH, uji homogenitas dan uji organoleptik. Hasil uji pH menunjukan salep memiliki nilai pH 5, hasil uji homogenitas menunjukan basis salep dan zat aktif tercampur merata (homogen) dan hasil organoleptik menunjukan daya penerimaan dan kesukaan yang cukup tinggi, yaitu 75% dari 27 panelis menyatakan suka terhadap produk salep jahe merah. Kata kunci: Salep Berbahan Alami, Ekstrak Jahe Merah, Furuncle (Bisul), Bakteri Staphylococcus aureus