Daftar Isi:
  • ABSTRAK Pada akhir tahun 2002, krisis nuklir di Korea Utara kembali menjadi salah satu sorotan dunia internasional. Hal ini berawal ketika Amerika Serikat menuduh Korea Utara telah melanggar kesepakatan pengendalian senjata nuklir 1994 antara Pyongyang dan Washington dengan merancang pengembangan senjata nuklir baru yang dapat mengancam perdamaian dunia. Selain itu juga, Duta Khusus Amerika Serikat untuk Asia, James Kelly setelah mengunjungi Pyongyang pada tanggal 3-4 Oktober 2002 mengatakan bahwa Korea Utara akan membatalkan kerangka persetujuan 1994 itu. Krisis nuklir yang berkepanjangan ini telah mengundang perhatian dunia internasional, maka pada tanggal 15 Agustus 2003 yang digagas oleh Cina untuk menggelar krisis nuklir yang melibatkan Rusia, Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan dan Korea Utara. Dialog krisis nuklir tersebut akan diadakan di Cina pada tanggal 27 sampai 29 Agustus 2003. Rusia tetap mempertahankan posisinya sebagai pihak penengah dan netral, walaupun Rusia merupakan salah satu sekutu Korea Utara. Hal ini cukup signifikan untuk mengurangi ketegangan di Semenanjung Korea dan menghindari terjadinya tindakan militer kedua negara, yaitu Amerika Serikat dan Korea Utara yang pada akhirnya dapat memicu terjadi perang nuklir di Semenanjung Korea. Sebagai acuan dalam pembentukan hipotesis, maka dikemukakan teori-teori dari pakar hubungan internasional, diantaranya yaitu teori tentang Hubungan Internasional, Politik Internasional, Konflik, dan Kebijakan Luar Negeri. Sedangkan untuk premis minornya, dikemukakan beberapa teori diantaranya krisis nuklir, sanksi ekonomi dan militer Hasil uji hipotesis dengan menggunakan metode deskriptif analisis serta metode historis analisis, ditemukan bahwa untuk menyelesaikan krisis nuklir yaitu diperlukannya diplomasi Rusia dan Cina sebagai sekutunya Korea Utara untuk meyakinkan Amerika Serikat dan sekutunya untuk mencabut sanksi ekonomi dan militer terhadap Korea Utara, maka krisis nuklir Korea Utara dapat diselesaikan melalui perundingan dengan mengedepankan diplomasi yang kooperatif. Keterlibatan Rusia dalam penyelesaian krisis nuklir di Korea Utara merupakan kebijakan politik luar negeri Rusia, yaitu untuk menciptakan lingkungan internasional yang aman, stabil dan terwujudnya denuklirisasi di kawasan Semenanjung Korea. Kata Kunci: Politik Luar Negeri Rusia, Pencabutan Sanksi Ekonomi dan Militer Korea Utara