Daftar Isi:
  • Tugas akhir ini membahas mengenai seorang penyandang difabel tuna daksa yang berprofesi sebagai pemain atraksi debus. Dengan tokoh bernama Ade Anas sebagai subjek utama, kemudian divisualkan dalam film dokumenter expository yang menggunakan wawancara/narasi sebagai penutur utama dalam film ini untuk memperkuat informasi yang disampaikan. Ade Anas merupakan seorang pesilat yang berumur 40 tahun dari Perguruan Silat Putera Gumelar yang letaknya di Kampung Rancabogo desa Cimareme, Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Dia menekuni pencak silat sejak tahun 1990 saat ia masih kelas 4 SD. Lalu pada tahun 1997, Ade menuntut ilmu di Perguruan Citra Domas hingga akhirnya dia mengenal ilmu-ilmu debus. Ade memperdalam seni ini karena kecintaannya kepada budaya bangsa sendiri, selain itu sebagai ilmu bela diri dan berolahraga. Dia juga sering memadukan gerakan silat dengan atraksi debus di setiap penampilannya. Dalam tatanan sosial masyarakat kita, penyandang difabel seringkali dipandang sebelah mata dengan mendapat stigma sebagai manusia lemah, namun dengan kemampuannya di bidang seni bela diri debus, hal tersebut sekaligus menegaskan pula posisi Ade Anas sebagai manusia yang kuat. Meskipun memiliki kekurangan, nanum Ade Anas tidak pernah merasa malu dengan keadaannya. Dengan dukungan dari keluarga dan teman-temannya dia selalu semangat menjalani hari-harinya. Semangat dari Ade Anas ini yang tidak pernah merasa malu dengan kekurangannya serta kecintaannya pada kesenian & budaya terutama debus diharapkan dapat memberikan motivasi, inspirasi dan juga dapat memperkenalkan kepada masyarakat mengenai pertunjukkan debus, khususnya yang dimainkan oleh Ade Anas. Kata kunci: Film Dokumenter, expository, difabel, debus