PERANAN MEDIA TELEVISI DALAM MENINGATKAN PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PADA PILKADA TAHUN 2015 (Studi Deskriptif Di Kabupaten Bandung)
Daftar Isi:
- Salah satu media paling besar pengaruhnya terhadap pembentukan opini publik adalah televisi. Media televisi berperan besar dalam proses demokratisasi sebuah negara. Dalam kasus jelang Pemilihan Kepala Daerah media televisi memfokuskan perhatian masyarakat pada kampanye yang sedang berlangsung serta berbagai informasi seputar calon bupati dan wakil bupati dan isu politik lainnya. Hal ini di dasari oleh bagaimana perkembangan partisipasi politik yang dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Bandung masih tahap dalam pengembangan akan kesadaran dalam memilih pasangan calon dalam kegiatan pemilihan umum. Penelitian ini didasarkan pada 3 (tiga) permasalahan, yaitu: 1) kurangnya informasi yang diterima masyarakat pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Bandung tahun 2015. 2) berbagai faktor salah satunya muatan akan penyuluhan kepada masyarakat dalam kelangsungan Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Bandung tahun 2015. 3) rendahnya tingkat kesadaran akan bentuk informasi warga masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Bandung tahun 2015. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif dalam memperoleh data berupa teknik wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan angket. Subjek dalam penelitian adalah aparatur KPU, station televisi, dan masyarakat Kabupaten Bandung. Berdasarkan hasil penelitian ternyata konten politik yang disediakan oleh media televisi menjadi sumbernya, yang dimana banyak tayangan televisi memaafkan sebagai ajang promosi untuk partai, pasangan calon atau yang lainnya untuk mendapatkan simpatisan terhadap masyarakat maka media televisi dapat menjadi pembeda dalam meningkatkan partisipasi politik pemilih Pilkada tahun 2015 di Kabupaten Bandung. Pilkada sebagai jalan untuk masyarakat dalam kehidupan berpolitik, karena selama ini partisipasi politik serta perilaku politik masyarakat hanya masih dalam ruang politik mobilisasi, dimana masyarakat tidak paham makna politik yang sebenarnya. Hal ini seharusnya dilakukan dengan sebuah wacana politik yang diharapkan mampu mengutamakan kepentingan masyarakat. Pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang menimbulkan polemik pro dan kontra di kalangan masyarakat, hal ini menjadikan pembelajaran terhadap masyarakat dalam mengikuti partisipasi pemilihan umum untuk lebih mengetahui seberapa besar masyarakat menggunakan hak partisipasi politik akan pemiliham umum. Dalam memberikan fasilitas untuk dapat mengetahui tata cara dalam pemilihan sudah baik tetapi ketika pelaksanaan sangat belum terlalu baik, maka dalam hal ini timbul pertanyaan yang besar mengapa masyarakat Kabupaten Bandung dalam partisipasi pemilih belum maksimal. Kata Kunci: Partisipasi Politik, Media Televisi, Pemilihan Umum.