IDENTIFIKASI KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH SEBAGAI PENUNJANG PERKEMBANGAN KABUPATEN SUBANG
Daftar Isi:
- Peningkatan kebutuhan terhadap pelayanan air bersih perkotaan yang sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan kota menuntut pemerintah maupun masyarakat agar mampu melayani kebutuhan air bersih dengan sebaik-baiknya, karena kemampuan suatu kota dalam menyediakan air bersih merupakan suatu faktor yang dapat mendorong peningkatan mutu kehidupan masyarakat dan dengan adanya penyediaan air bersih yang baik di perkotaan, dalam hal ini mencukupi secara kualitas maupun kuantitas, maka akan memberikan kesempatan kepada kota untuk tumbuh dan berkembang. Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan akan air bersih maka perlu adanya ketersediaan air yang mampu mencukupi apabila dibandingkan dengan kebutuhan air bersih, karena pertumbuhan penduduk suatu kota yang tinggi menyebabkan kebutuhan air bersih semakin meningkat. Adanya perkembangan Kabupaten Subang yang diikuti dengan pertambahan penduduk menyebabkan terjadi penambahan permintaan pelayanan, termasuk permintaan untuk pelayanan air bersih. Di lain pihak, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Subang selaku instansi pemerintah penyedia air bersih belum mampu menambah pelayanan air bersih baik secara jangkauan pelayanan maupun debit air sehingga belum semua rumah tangga di Kabupaten Subang tercakup oleh pelayanan PDAM, kebanyakan bagi mereka yang belum terlayani umumnya mengandalkan air tanah dangkal untuk kebutuhan hidupnya. Mengingat pentingnya Kelayakan finansial dalam pengembangan infrastruktur air bersih seperti telah dijelaskan di atas, maka proyek akhir ini bertujuan untuk mengidentifikasi pembiayaan penyediaan air bersih dalam rangka menunjang perkembangan Kabupaten Subang. Adapun daerah yang dijadikan unit analisis dalam tugas akhir ini: adalah Kabupaten Subang. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif Analisis dengan mengacu pada berbagai kebutuhan sebagai berikut: Kebutuhan Air Bersih Hingga Tahun Perencanaan, Keseimbangan Supply-Demand, Identifikasi besaran biaya penyediaan air bersih, Identifikasi besaran biaya pengembalian modal. Total biaya investasi pembangunan instalasi pengolahan mata air yang direncanakan adalah sebesar Rp. 79.820,4 Milyar. Dengan besaran biaya pengembalian modal yaitu Rp. -3.216,4 Milyar. Dikarenakan biaya pengembalian modal itu hasilnya (-) maka investasi yang dilakukan harus dengan memperhitungkan “Multiplier Effect”. Dan adanya subsidi dari pemerintah setempat. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa penyediaan prasarana air bersih skala perkotaan dan perdesaan yang direncanakan dapat dikatakan belum layak secara finansial untuk dilaksanakan. Karena harus adanya subsidi dari pemerintah setempat dalam penyadiaan air bersih ini.