Daftar Isi:
  • Kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan pendatang yang berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa maupun luar Jawa. Hal ini menyebabkan Kota Bandung menjadi pusat kegiatan bukan hanya bagi penduduk setempat tetapi juga penduduk di daerah sekitarnya. Peningkatan mobilitas memicu semakin meningkatnya kebutuhan akan sarana dan prasarana transportasi yang dapat menimbulkan polusi dan merusak lingkungan. Padatnya jalanan di Kota Bandung dapat terlihat pada saat akhir pekan serta hari libur lainnya. Jumlah kendaraan akan bertambah sekitar 200 ribu mobil di setiap libur panjang akhir pekan oleh wisatawan dan ini merupakan masalah bagi Pemerintah Kota Bandung. Oleh karena itu, selain membatasi kendaraan maka salah satu cara lainnya untuk masalah itu ialah dengan mengalihkan roda transportasi dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Salah satu alternatif pemecahan masalah yang terjadi di Kota Bandung ialah dengan menerapkan konsep transportasi massal. Konsep transportasi massal lahir akibat keterbatasan dalam hal pembangunan prasarana jalan baik dalam hal biaya maupun lahan. Salah satu sarana transportasi yang dapat diterapkan di Kota Bandung pada saat weekend / akhir pekan ialah Parkir Jarak Jauh (PJJ) dan Layanan Antar Jemput (LAJ). Dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sarana transportasi massal ini, kemacetan jalan raya dapat dikurangi. Adapun tujuan dari penyusunan laporan Tugas Akhir (TA) ini adalah untuk mengkaji kemungkinan penerapan parkir jarak jauh (PJJ) dan layanan antar jemput (LAJ) untuk pergerakan wisatawan saat akhir pekan untuk pelayanan di kawasan wisata belanja di Kota Bandung. Berdasarkan hasil analisis maka untuk memenuhi kebutuhan para pelaku parkir dengan menggunakan parkir jarak jauh, setidaknya diperlukan luas lahan parkir yang mampu menampung kurang lebih sebanyak 7.576 petak parkir untuk kendaraan pribadi. Besarnya wisatawan yang menggunakan kendaraan pribadi yang masuk ke Kota Bandung sebesar 29.138 kendaraan, sedangkan yang melakukan parkir di kawasan wisata belanja di Kota Bandung sebanyak 7.512 kendaraan maka persentase pelaku parkir adalah sebesar 25,78 % atau sebesar 26 %. Parkir jarak jauh dan layanan antar jemput untuk pelayanan wisata belanja di Kota Bandung memungkinkan untuk diterapkan karena 56% responden/wisatawan bersedia untuk mengikuti program parkir jarak jauh dan layanan antar jemput walaupun masih terdapat beberapa kesulitan yaitu masalah fleksibilitas dari lokasi tujuan wisata belanja dan lokasi wisata yang lainnya.