Daftar Isi:
  • Cikapundung dan Cisangkuy merupakan sungai yang digunakan oleh PDAM Kota Bandung sebagai sumber air baku. Pada musim penghujan, kekeruhan air baku pada sumber tersebut melonjak signifikan mencapai > 600 NTU. Tingginya kekeruhan pada saat musim penghujan seharusnya menyebabkan dosis koagulan yang dipakai IPAM Badak Singa tinggi pula, tetapi dosis koagulan yang dipakai pada saat kekeruhan tinggi yaitu 78 ppm pada kekeruhan 635 NTU hanya naik sedikit dari pemakaian yang biasanya pada saat kekeruhan tidak terlalu tinggi yaitu 51 ppm pada kekeruhan 36,1 NTU. Penelitian yang dilakukan yaitu membuat variasi kekeruhan air sampel dari sampel lumpur IPAM Badak Singa agar karakteristik air yang dihasilkan sama. Hasil penelitian yang dilakukan antara lain 1) membandingkan koagulasi tanpa dan dengan perlakuan pengendapan lumpur menggunakan koagulan Poly Alumunium Chloride (PAC); 2) melihat kestabilan pengendapan dan efisiensi pengendapan terhadap variasi waktu; 3) melihat efisiensi sedimentasi dan efisiensi koagulan. Waktu optimum yang terpilih untuk pengendapan yaitu 35 menit dengan penurunan kekeruhan sekitar > 80%. Efisiensi sedimentasi paling besar pada kekeruhan awal 514 NTU. Efisiensi tertinggi pada dosis optimum koagulan tanpa perlakuan pengendapan lumpur yaitu pada kekeruhan 147 NTU dan dengan pengendapan lumpur pada kekeruhan 514 NTU. Diperlukan pengaturan operasional prasedimentasi, pada saat kekeruhan air baku tinggi prasedimentasi digunakan, sedangkan saat kekeruhan rendah dilakukan pengaliran langsung tanpa melalui prasedimentasi guna mengoptimalkan dosis koagulan. Kata kunci: air baku, kekeruhan, dosis koagulan, prasedimentasi, efisiensi