Learner Autonomy In The English Languages Classroom

Main Author: C. Kismadi, Gloria
Format: Article PeerReviewed
Terbitan: Binus University , 2002
Subjects:
Online Access: http://eprints.binus.ac.id/15954/
http://library.binus.ac.id/Collections/journal_detail.aspx?subject=18&volnoed=Volume 02 / Nomor 1 / Maret 2002&title=Learner Autonomy In The English Languages Classroom
Daftar Isi:
  • Survei yang dilakukan oleh sebuah biro konsultan di Hongkong – PERC (Political and Economic Risk Consultancy) terhadap 12 negara di Asia Timur dan Asia Tenggara menunjukkan bahwa dalam hal mutu pendidikan, Indonesia menempati ranking terakhir. Hal tersebut menyebabkan masyarakat Indonesia mengkritik sistem pendidikan Indonesia. Sistem pendidikan di Indoensia dikatakan ketinggalan zaman dan tidak dapat membuat masyarakatnya mampu menjawab tantangan zaman.Developing learner autonomy muncul sebagai salah satu cara mengatasi hal tersebut. Metode tersebut mendorong pengajar berpikir dari cara tradisional menjadi lebih mandiri, personal, dan cara yang bertanggung jawab dalam mendapatkan pengetahuan. Dalam sistem pendidikan itu, pelajar dapat memilih aktivitas yang mereka inginkan, mempelajarinya, dan akhirnya melakukan tugasnya. Developing learner autonomy muncul sebagai salah satu cara mengatasi hal tersebut. Metode tersebut mendorong pengajar berpikir dari cara tradisional menjadi lebih mandiri, personal, dan cara yang bertanggung jawab dalam mendapatkan pengetahuan. Dalam sistem pendidikan itu, pelajar dapat memilih aktivitas yang mereka inginkan, mempelajarinya, dan akhirnya melakukan tugasnya. Developing learner autonomy muncul sebagai salah satu cara mengatasi hal tersebut. Metode tersebut mendorong pengajar berpikir dari cara tradisional menjadi lebih mandiri, personal, dan cara yang bertanggung jawab dalam mendapatkan pengetahuan. Dalam sistem pendidikan itu, pelajar dapat memilih aktivitas yang mereka inginkan, mempelajarinya, dan akhirnya melakukan tugasnya. Developing learner autonomy muncul sebagai salah satu cara mengatasi hal tersebut. Metode tersebut mendorong pengajar berpikir dari cara tradisional menjadi lebih mandiri, personal, dan cara yang bertanggung jawab dalam mendapatkan pengetahuan. Dalam sistem pendidikan itu, pelajar dapat memilih aktivitas yang mereka inginkan, mempelajarinya, dan akhirnya melakukan tugasnya. Developing learner autonomy muncul sebagai salah satu cara mengatasi hal tersebut. Metode tersebut mendorong pengajar berpikir dari cara tradisional menjadi lebih mandiri, personal, dan cara yang bertanggung jawab dalam mendapatkan pengetahuan. Dalam sistem pendidikan itu, pelajar dapat memilih aktivitas yang mereka inginkan, mempelajarinya, dan akhirnya melakukan tugasnya. Developing learner autonomy muncul sebagai salah satu cara mengatasi hal tersebut. Metode tersebut mendorong pengajar berpikir dari cara tradisional menjadi lebih mandiri, personal, dan cara yang bertanggung jawab dalam mendapatkan pengetahuan. Dalam sistem pendidikan itu, pelajar dapat memilih aktivitas yang mereka inginkan, mempelajarinya, dan akhirnya melakukan tugasnya.