Kepentingan Indonesia dalam Penundaan Ratifikasi ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution (AATHP)

Main Author: MUTIA, RAHMATIA
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://scholar.unand.ac.id/8522/1/ABSTRAK.pdf
http://scholar.unand.ac.id/8522/2/BAB%20I.pdf
http://scholar.unand.ac.id/8522/3/BAB%20V.pdf
http://scholar.unand.ac.id/8522/4/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://scholar.unand.ac.id/8522/5/SKRIPSI%20MUTIA%20RAHMATIA%201010853017.pdf
http://scholar.unand.ac.id/8522/
Daftar Isi:
  • Kebakaran hutan Indonesia berdampak bukan hanya bagi Indonesia tetapi juga negara lain di kawasan Asia Tenggara. ASEAN sebagai organisasi regional di kawasan Asia Tenggara berupaya menyelesaikan permasalahan ini dengan menciptakan ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution (AATHP) atau Perjanjian ASEAN tentang Pencemaran Asap Lintas Batas. Indonesia adalah negara penyumbang kabut asap terbesar di kawasan, tetapi Indonesia telah menunda ratifikasi perjanjian ini selama lebih kurang 12 tahun. Penelitian ini menjelaskan tentang kepentingan Indonesia dalam penundaan ratifikasi AATHP dari tahun 2002-2014. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan eksplanatif serta library research sebagai teknik pengumpulan datanya. Penelitian ini menemukan bahwa Indonesia menunda ratifikasi AATHP dipengaruhi kepentingan Indonesia dalam menjaga kestabilan ekonomi. Penundaan ratifikasi ini terjadi karena kurangnya kemampuan ekonomi Indonesia dalam penanggulangan kabut asap, hal ini dipengaruhi kerugian Indonesia akibat kebakaran hutan serta kompleksitas permasalahan domestik Indonesia. Sementara penundaan ratifikasi ini menguntungkan dalam pengembangan industri minyak kelapa sawit dan indutri kertas dan pulp. Jadi untuk menjaga kestabilan ekonomi, Indonesia harus melakukan penundaan ratifikasi ini. Kata kunci: kepentingan Indonesia, AATHP, kebakaran hutan, kabut asap