DIPLOMASI KEBUDAYAAN INDONESIA DALAM PERJUANGAN PENGAKUAN BATIK INDONESIA OLEH UNESCO SEBAGAI WARISAN DUNIA

Main Author: Citra, Gulanda
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://scholar.unand.ac.id/6102/1/2157.pdf
http://scholar.unand.ac.id/6102/
Daftar Isi:
  • UNESCO mengakui Batik Indonesia dengan memasukkannya ke dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) dalam Sidang ke-4 Komite Antar-Pemerintah (Fourth Session of the Intergovernmental Committee) tentang Warisan Budaya Tak-Benda di Abu Dhabi, pada 2 Oktober 2009. Bersama dengan Batik Indonesia, badan PBB itu telah menerima 111 nominasi elemen budaya dari 35 negara, dan hanya 76 yang diakui dan dimasukkan dalam daftar tersebut. Sebelumnya pada tahun 2003 dan 2005, UNESCO telah mengakui Wayang dan Keris sebagai Karya Agung Budaya Lisan dan Tak Benda Warisan Manusia (Masterpieces of the Oral and Intangible Cultural Heritage of Humanity) dan telah dimasukkan ke dalam Representative List pada tahun 2008. Penelitian ini menggunakan konsep diplomasi dan diplomasi kebudayaan. Diplomasi Kebudayaan adalah diplomasi yang memanfaatkan aspek kebudayaan untuk memperjuangkan kepentingan nasional dalam percaturan masyarakat internasional, sehingga perjuangan Indonesia dalam pengakuan batik oleh unesco adalah sebuah bentuk dari diplomasi kebudayaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian dengan pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 2 Oktober menjadi Hari Batik Nasional, dan mengajak masyarakat untuk memakai batik. Kata Kunci : Diplomasi Kebudayaan, Soft Power, Unesco, Kualitatif, Batik Indonesia