PENCURIAN, KERUSAKAN, DAN PEMERASAN TERHADAP PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI KOTA BUKITTINGGI
Main Author: | ELLVIQ, LHOUXAMGO |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://scholar.unand.ac.id/4774/1/ABSTRAK.pdf http://scholar.unand.ac.id/4774/2/BAB%20I.pdf http://scholar.unand.ac.id/4774/3/BAB%20V.pdf http://scholar.unand.ac.id/4774/4/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://scholar.unand.ac.id/4774/5/Skripsi%20Ellviq%20Lhouxamgo%20.pdf http://scholar.unand.ac.id/4774/ |
Daftar Isi:
- Pencurian, kerusakan, dan pemerasan di proyek konstruksi memiliki sejumlah dampak keuangan yang merugikan pihak kontraktor. Kerusakan material juga dapat terjadi karena kegiatan pengambilan, pengangkutan, pengangkatan dan pemasangan yang kurang. Pencurian terhadap material dalam proyek terdapat pada setiap daerah seperti material-material yang mudah dijual dipasarkan. Sistem pengamanan yang lemah berkemungkinan hilangnya material-material tersebut dengan mudah. Penelitian pada tugas akhir ini mendidentifikasi faktor penyebab tindakan pencurian, kerusakan, dan pemerasan di pelaksanaan proyek konstruksi yang sedang berjalan minimal 50% tahapan pengerjaan, dimana data proyek yang akan di ambil berupa proyek ruko, kantor, dan perumahan di kota Bukittinggi. Adapun cara pengambilan data yang digunakan adalah dengan cara teknik interview dan obsevasi. Teknik interview yang dilakukan bertanya langsung kepada pemborong dan teknik observasi ini mengambil gambar proyek yang diteliti dengan sebuah alat kamera. Dari hasil penelitian sebanyak 10 responden pencurian yang terjadi di proyek gedung Kota Bukittinggi berupa semen dan meteran yang paling tinggi, kerusakan proyek gedung yang terjadi hanya kerusakan alat pekerjaan, dan pemerasan di proyek gedung di Kota Bukittinggi tidak ada sama sekali. Bentuk upaya pencegahan di proyek tersebut berbagai macam setiap proyeknya diantaranya membangun pagar proyek, menggunakan rantai pintu pagar, gudang penyimpanan alat, kebijakan meminjam alat, menggunakan petugas keamanan, menggunakan keamanan pencahayaan, bantuan pihak kepolisian, jalur akses masuk proyek di minimalkan, dan menghubungkan tokoh masyarakat setempat.