Daftar Isi:
  • Rimpang tanaman Kaempferia galanga Linn. (kencur) merupakan sumber utama salah satu senyawa yang digunakan sebagai marker untuk ekstrak tumbuhan obat terstandardisasi yang masih belum tersedia di Indonesia yaitu etil-p-metoksisinamat (EPMS). Selain itu, rimpang kencur secara tradisional dapat digunakan dalam mengendalikan asam urat dan rematik. Pada penelitian ini, kami telah mengisolasi senyawa EPMS dari rimpang kencur menggunakan metode maserasi dengan pelarut n-heksana, etil asetat dan metanol. Keberadaan senyawa EPMS yang terdapat pada setiap ekstrak dideteksi melalui pemeriksaan kromatografi lapis tipis dan kemudian dimurnikan dengan rekristalisasi. Senyawa hasil isolasi berupa kristal tak berwarna diperoleh dari ekstrak n-heksana dan ekstrak metanol dengan rendemen sebesar 3,35% dan 1,1%. Analisis kromatografi cair kinerja tinggi menunjukkan senyawa tersebut memiliki kemurnian hingga 98,83%. Senyawa hasil isolasi ini kemudian dikarakterisasi menggunakan metode spektroskopi (ultraviolet, inframerah, 1H dan 13C resonansi magnet inti). Selanjutnya, pengujian daya hambat terhadap enzim xantin oksidase oleh senyawa EPMS, ekstrak metanol, fraksi etil asetat, fraksi n-heksana dari rimpang kencur dilakukan secara in vitro dengan allopurinol sebagai kontrol positif. Pengujian dilakukan menggunakan microplate 96-well dan serapan asam urat yang terbentuk diukur secara spektroskopi menggunakan microplate reader. Senyawa EPMS mampu menghambat aktivitas xantin oksidase dengan nilai IC50 sebesar 31,117 μg/ml. Sedangkan ekstrak metanol, fraksi etil asetat dan fraksi n-heksana juga dapat menghambat aktivitas xantin oksidase dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 33,761 μg/ml, 44,5 μg/ml dan 24,561 μg/ml. Sementara allopurinol menghambat aktivitas xantin oksidase dengan nilai IC50 sebesar 1,219 μg/ml. Kata kunci : karakterisasi, etil-p-metoksisinamat, Kaempferia galanga Linn., uji daya hambat, enzim xantin oksidase.