Daftar Isi:
  • Pneumonia komunitas masih menjadi masalah kesehatan dunia di sebagian besar negara karena sulit untuk menemukan mikroorganisme penyebabnya. Oleh itu, suatu pengetahuan yang jelas diperlukan tentang pola kuman penyebab pneumonia komunitas dan sensitivitas antibiotik di wilayah tertentu untuk pengobatan yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kuman dan sensitivitasnya terhadap antibiotik pada pasien pneumonia komunitas yang dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2016. Penelitian ini adalah deskriptif retrospektif, dengan bahan penelitian dari data rekam medis dan pemeriksaan Laboratorium Mikrobiologi pasien pneumonia komunitas di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2016. Data yang diperoleh diolah secara manual dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Dari 102 pasien pneumonia komunitas 55(53,9%) orang adalah laki-laki. Insidensi yang tinggi didapatkan pada pasien dengan kelompok usia 46-65 tahun 46(45,1%). Pertumbuhan bakteri terbanyak adalah Klebsiella pneumoniae 49(48,0%). Sefoperazon 54(52,9%) merupakan antibiotik empiris yang paling banyak dipakai. Tingkat kesesuaian antibiotik empiris dengan hasil kultur uji sensitivitas adalah 60(58%).Kesimpulan, pertumbuhan bakteri terbanyak adalah Klebsiella pnemoniae. Antibiotik yang mempunyai nilai uji sensitivitas lebih dari 50% adalah Amoksisilin Asam Klavulanat, Kloramfenikol, Sefotaksim, Gentamisin, Siprofloksasin, Seftriakson, Seftazidim, Sefoperazon, Meropenem, Levofloksasin dan Fosfomisin. Kata kunci: pneumonia komunitas, uji sensitivitas