POTENSI TUMBUHAN LABAN (Vitex pubescens Vahl) SEBAGAI SUMBER SENYAWA ANTIKANKER ISOLASI, KARAKTERISASI DAN UJI SITOTOKSIK

Main Author: Lenny, Anwar
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://scholar.unand.ac.id/36963/1/Abstrak.pdf
http://scholar.unand.ac.id/36963/2/BAB%20I.pdf
http://scholar.unand.ac.id/36963/3/BAB%20V.pdf
http://scholar.unand.ac.id/36963/4/Daftar%20Pustaka.pdf
http://scholar.unand.ac.id/36963/5/Tugas%20Akhir%20full%20texs.pdf
http://scholar.unand.ac.id/36963/
Daftar Isi:
  • Dalam usaha mencari senyawa antikanker telah dilakukan kegiatan skrining terhadap ekstrak metanol dari tiga spesies Vitex yang ada di Sumatera Barat dan Riau yaitu Vitex pubescens, Vitex gamosepala dan Vitex trifolia. Semua bagian tumbuhan (kulit batang, daun dan buah) dari tiga spesies Vitex menunjukkan aktifitas sitotoksik dengan metode BLST (Brine Shrimp Lethality Test). Pemisahan dan pemurnian metabolit sekunder dari kulit batang V. pubescens (9,58 kg) dengan metode kromatografi kolom dan rekristalisasi diperoleh 7 senyawa murni. Penetapan struktur ditentukan berdasarkan data spektroskopi meliputi UV, IR, NMR 1 dan 2 dimensi dan MS. Hasil identifikasi dari ketujuh senyawa diketahui bahwa senyawa-senyawa tersebut adalah metil p-hidroksibenzoat (senyawa 1; 55 mg), asam betulinat (senyawa 2; 249 mg), asam epibetulinat (senyawa 3; 10 mg), 14-deoksiandrographolida (senyawa 4; 41 mg), andrographolida (senyawa 5; 298 mg), neoandrographolida (senyawa 6; 25 mg) dan asam 4-hidroksibenzoat (senyawa 7; 79 mg). Senyawa 3, 4 dan 6 baru pertamakali dilaporkan dari genus Vitex sedangkan senyawa 1, 2, 5 dan 7 sudah disolasi dari beberapa spesies Vitex tetapi baru pertama kali dilaporkan keberadaannya pada kulit batang V. pubescens. Uji sitotoksik terhadap senyawa hasil isolasi dilakukan terhadap sel kanker serviks (HeLa) (metode MTT) dan sel kanker leukemia HL-20 (metode CCK-8). Hasil uji aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker serviks (HeLa) menunjukkan bahwa semua senyawa tidak aktif karena mempunyai IC50 >30 μg/mL. Senyawa 2, 4 dan 5 memberikan aktivitas sitotoksik yang relatif kuat terhadap sel leukemia HL-60 dengan % viabilitas berturut-turut 40,7, 49,8 dan 43,6 % pada konsentrasi 25 μg/mL. Senyawa 1 dan 7 hampir tidak memberikan aktifitas sitotoksik pada konsentrasi ini dengan % viabilitas 81,8 dan 91,8%. Kata kunci: V. pubescens, fenolik, diterpenoid lakton, triterpenoid, uji sitotoksik, sel HeLa dan HL-20