Daftar Isi:
  • Latarbelakang: Angka kejadian disfungsi ereksi di seluruh dunia mencapai lebih dari 157 juta pada tahun 1995, dan akan menjadi 322 juta pada tahun 2025. Disfungsi ereksi dapat menyebabkan berbagai gangguan pada laki-laki seperti timbulnya rasa cemas, hilangnya rasa percaya diri, depresi, dan timbulnya perasaan negatif. Gangguan seksual tidak hanya berdampak pada laki-laki, tetapi juga pada pasangannya. Pengobatan lini pertama untuk disfungsi ereksi adalah dengan pemberian golongan PDE5 inhibitor dan bagi pasien yang tidak dapat mentolerir penggunanaan PDE5 inhibitor dapat memilih ESWT Metoda: Penelitian ini merupakan studi Quasi Experimental yang dilakukan dari Februari 2018 hingga April 2018. Terapi ESWT dilakukan di Poliklinik Urologi RSUP Dr. M Djamil Padang. Tadalafil yang digunakan adalah Cialis 10 mg. Besar sampel adalah masing-masing 20 pasien. Data diolah dengan batas kemaknaan p < 0,05 Hasil: Rata-rata usia sampel adalah 61,7 tahun, dengan rata-rata kolesterol total 191 mg/dl, GDP 112,5 mg/dl, GD2jPP 134,5 mg/dl, HDL 44,9 mg/dl, LDL 137,5 mg/dl, ureum 27 mg/dl, dan kreatinin 0,8 mg/dl. Penderita DM pada penelitian ini sebanyak 50% dan hipertensi sebesar 57,5%, dan 15 % termasuk kategori disfungsi ereksi ringan, 37,5 % ringan-sedang, 5 % sedang, 42,5 % berat. Terdapat peningkatan nilai EHS pada 75% pasien yang diterapi dengan ESWT, dan 5% pada pasien yang diterapi dengan Tadalafil, dan bermakna secara analisa statistik (p < 0.05). Kesimpulan: Terapi ESWT dan Tadalafil sama-sama terbukti meningkatkan nilai EHS pasien disfungsi ereksi organik, tetapi ESWT lebih efektif dibandingkan dengan Tadalafil. Kata kunci: Disfungsi Ereksi, ESWT, Tadalafil, Erection Hardness Score