ANALISIS ANOMALI SINYAL ELEKTROMAGNETIK ULTRA LOW FREQUENCY (ULF) SEBAGAI PREKURSOR GEMPA BUMI PADA GEMPA SUMATERA 2016

Main Author: Osi, Yusdesra
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://scholar.unand.ac.id/33991/1/1.%20ABSTRAK.pdf
http://scholar.unand.ac.id/33991/2/2.%20BAB%20I%20%28PENDAHULUAN%29.pdf
http://scholar.unand.ac.id/33991/3/3.%20BAB%20V%20%28KESIMPULAN%29.pdf
http://scholar.unand.ac.id/33991/4/4.%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://scholar.unand.ac.id/33991/5/SKRIPSI%20FULL.pdf
http://scholar.unand.ac.id/33991/
Daftar Isi:
  • Penelitian tentang anomali sinyal elektromagnetik ultra low frequency (ULF) sebagai prekursor gempa telah dilakukan pada 3 gempa besar yang terjadi di Pulau Sumatera tahun 2016. Gempa tersebut adalah gempa Mentawai (Mw=7,8) pada tanggal 2 Maret, gempa Pesisir Selatan (Mw=6,5) pada tanggal 1 Juni dan gempa Pidie Jaya (Mw=6,5) pada tanggal 6 Desember. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data geomagnet yang direkam oleh magnetometer MAGDAS di stasiun pengamatan Gunung Sitoli (GSI), Sumatera Utara. Data geomagnet yang dianalisis memiliki rentang waktu 2 bulan sebelum kejadian gempa. Data yang diolah menjadi 2 bagian, yaitu pengolaha data 24 jam dan pengolahan data midnight dari pukul 00:00-05:00 WIB. Data ini diolah pada frekuensi 0,012 Hz. Anomali ditentukan berdasarkan nilai polarisasi power ratio SZ/SH yang melewati batas standar deviasi. Anomali yang terdeteksi kemudian divalidasi dengan data indeks Dst dan indeks Kp. Validasi dilakukan untuk memastikan bahwa anomali merupakan prekursor gempa bumi yang sedang diteliti. Hasil analisis menunjukkan ada anomali sinyal eletromagnetik (ULF) yang terjadi sebelum kejadian gempa bumi. Berdasarkan pengolahan data 24 jam, sebelum kejadian gempa Mentawai terdeteksi 31 anomali, 10 diantaranya dapat dianggap sebagai prekursor gempa. Onset time anomali untuk gempa ini terjadi pada tanggal 19 Februari dengan lead time 12 hari sebelum gempa. Untuk gempa Pesisir Selatan terdeteksi 5 dari 28 anomali yang dapat dijadikan sebagai prekursor gempa dengan onset time pada tanggal 15 Mei dan lead time anomali 17 hari sebelum gempa . Kemudian, terdapat 36 anomali sebelum gempa Pidie Jaya, dimana ada 8 anomali yang dapat dijadikan sebagai prekursor gempa. Gempa ini memiliki onset time anomali yang terjadi pada tanggal 13 November dan lead time 24 hari sebelum gempa. Berdasarkan pengolahan data midnight, diperoleh onset time dan lead time yang sama dengan hasil pengolahan data 24 jam untuk gempa 2 Maret dan 1 Juni 2016. Sedangkan untuk gempa 6 Desember diperoleh hasil yang berbeda, dimana didapat onset time pada tanggal 24 November 2016 dan lead time 13 hari sebelum gempa. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengamatan prekursor gempa untuk gempa di Sumatera (Mw>6) menggunakan anomali sinyal geomagnet ULF mempunyai lead time dalam rentang 12-24 hari sebelum gempa terjadi dengan menggunakan data 24 jam dan 12-17 hari berdasarkan pengolahan data midnight. Kata kunci : prekursor gempa, anomali sinyal elektromagnetik, Ultra Low Frequency (ULF), MAGDAS, polarisasi power ratio, gempa Sumatera