Daftar Isi:
  • Penggunaan pesawat tanpa awak jenis Fixed Wing untuk pemetaan wilayah yang luas, harus memiliki kemampuan terbang yang handal dan lama. Dibutuhkan sebuah pesawat tanpa awak terbang dengan energi yang relatif lebih kecil namun kemampuan jelajah yang relatif lebih luas. Pesawat tanpa awak untuk pemetaan dituntut memiliki kemampuan terbang pada kecepatan rendah agar mampu menangkap gambar dengan kemampuan maksimal. Kinerja penerbangan fixed wing dipengaruhi oleh gaya aerodinamika. Diperlukan suatu analisis terhadap kinerja gaya aerodinamika sayap pesawat tanpa awak. Metode pengujian menggunakan Wind tunnel masih diyakini sebagai metode yang cukup efektif untuk memperoleh karakteristik sayap pesawat sebenarnya, yang meliputi perhitungan koefisien angkat (lift coefficient) dan koefisien hambat (drag coefficient). Pengujian dilakukan dengan menggunakan model sayap pesawat stearofoam jenis fauvel 14% airfoil dengan sudut sweep 30°, Panjang wing 850 mm, chord root 400 mm dan chord tip 200 mm dengan skala 1 : 3,4. Hasil yang didapat dengan uji eksperimen menggunakan wind tunnel dibandingkan dengan metode numerik menggunakan Javafoil. Dari pengujian tersebut didapat koefisien gaya angkat dan koefisien gaya hambat dari sebuah sayap dalam bentuk grafik koefisien gaya angkat dan grafik koefisien gaya hambat.