Daftar Isi:
  • ABSTRAK Indonesia merupakan negara yang sangat rawan dengan bencana alam. Masyarakat yang tertimpa bencana seperti gempa bumi, banjir dan tanah longsor harus pindah atau mengungsi ke rumah hunian sementara. Pembangunan hunian sementara umumnya menggunakan material kayu atau triplek. Demi keefektifitasan pengerjaan serta mengembangkan nilai green construction saat ini ada juga yang memanfaatkan peti kemas atau kontainer sebagai rumah hunian pasca bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pemakaian kontainer sebagai hunian sementara serta mendesain dan membandingkan antara hunian sementara konvensional dengan hunian sementara dengan menggunakan kontainer, setelah itu menganalisa kelayakan rumah kontainer sebagai rumah hunian sementara. Dari penelitian yang sudah dilakukan didapatkan biaya pengerjaan hunian sementara konvensional sebesar Rp 40.088.700 sedangkan pengerjaan hunian sementara dengan menggunakan kontainer sebesar Rp 74.374.600. Maka, selisih antara hunian sementara konvensional dengan hunian sementara kontainer sebesar Rp 34.285.900. Dari segi kenyamanan kontainer dianggap tidak cocok dijadikan hunian sementara karena suhu di dalam kontainer yang panas apabila cuaca panas, tetapi dari segi ketahanannya kontainer lebih tahan dibandingkan rumah konvensional karena berbahan baja. Kelebihan hunian sementara menggunakan kontainer antara lain : tahan dibandingkan kayu, fleksibel atau dapat dipindah-pindahkan, stabil dan pengerjaannya cepat. Sedangkan kekurangan dari pemakaian kontainer sebagai rumah hunian sementara antara lain : panas dan bising. Kata kunci: hunian sementara pasca bencana, konvensional, kontainer