Daftar Isi:
  • Pemilihan moda merupakan model yang penting dalam perencanaan transportasi angkutan umum. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan menyediakan moda transportasi Trans Padang yang bebas hambatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda, membuat model utilitas dan probabilitas serta melihat sensitivitas pelaku perjalanan. Pemilihan moda dirancang dengan teknik stated preference dengan 2 level atribut. Desain eksperimen melalui kombinasi fractional factorial design menghasilkan 4 alternatif kondisi pelayanan. Salah satu hasil survei terhadap karakteristik sosio ekonomi responden menunjukkan bahwa 48% responden berpenghasilan kurang dari Rp 500.000. Analisis data stated preference menghasilkan model Y = 1,310 – 0,001X1 + 0,020X2 – 0,039X3 dengan R2 = 0,134, dimana Y selisih utilitas antara Trans Padang dan angkot, X1 (selisih biaya), X2 (selisih waktu tempuh), dan X3 (selisih waktu tunggu). Semakin besar selisih nilai utilitas maka akan semakin besar probabilitas pemilihan moda Trans Padang. Hasil uji sensitivitas terhadap atribut biaya, waktu tempuh, dan waktu tunggu memperlihatkan arah kemiringan garis negatif, yang berarti semakin kecil selisih perbedaan ketiga atribut maka akan semakin memperbesar probabilitas memilih Trans Padang. Dari hasil uji sensitivitas tersebut didapatkan bahwa atribut biaya yang paling sensitif terhadap pemilihan moda, yaitu sebesar 42,85% mengalami perubahan pemilihan probabilitas akibat penambahan biaya sebesar Rp 1500. Kata kunci : Pemilihan moda, Stated Preference, model utilitas