Perbandingan Modal Politik Hurisna Jamhur dan Wulan Denura dalam Memperoleh Kursi DPRD Kota Payakumbuh pada Pemilihan Umum Legislatif 2014
Main Author: | Gusranil, Fitri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://scholar.unand.ac.id/29246/34/COVER%20DAN%20ABSTRAK.pdf http://scholar.unand.ac.id/29246/4/BAB%20I%20upload.pdf http://scholar.unand.ac.id/29246/5/BAB%20VI%20upload.pdf http://scholar.unand.ac.id/29246/33/DAFTAR%20PUSTAKA%20gf.pdf http://scholar.unand.ac.id/29246/7/full%20skripsi.pdf http://scholar.unand.ac.id/29246/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisis Perbandingan Modal Politik Hurisna Jamhur dan Wulan Denura dalam Memperoleh Kursi DPRD Kota Payakumbuh pada Pemilihan Umum Legislatif 2014. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Hurisna Jamhur yang merupakan satu-satunya perempuan yang memperoleh kursi DPRD tiga kali berturut-turut di seluruh Kota yang ada di Sumatera Barat. Ini merupakan suatu hal yang cukup sulit dicapai melihat perempuan di kancah perpolitikan masih sedikit. Sedangkan, Wulan Denura merupakan wajah baru dalam DPRD Kota Payakumbuh 2014-2019 yang hanya seorang bidan dan tidak memiliki pengalaman politik apapun sebelumnya. Kedua perempuan ini mengalahkan 103 orang calon legislatif perempuan lain. Peneliti menggunakan Teori Modal Politik Kimberly L Casey yaitu Modal Kelembagaan, Modal Sosial, Modal Manusia, Modal Ekonomi, Modal Simbolik, Modal Moral dan Modal Budaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian komparatif tipe studi kasus dan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan wawancara mendalam, dokumentasi dan observasi. Dalam pemilihan informan, peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode etik dan emik. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa modal politik Hurisna Jamhur yang memiliki kesamaan dengan modal politik Wulan Denura. Beberapa jenis modal politik tersebut yaitu modal kelembagaan dalam indikator dukungan dan posisi partai, modal sosial dengan indikator dukungan kelompok kolektif, modal manusia dalam indikaor riwayat pendidikan dan pengalaman organisasi, modal ekonomi dengan indikator sumber dana, modal simbolik dengan indikator siapa yang menjadi sumber simbol dan modal budaya indikator identifikasi kebudayaan lokal. Perbedaan yang paling dominan adalah modal moral dengan indikator opini masyarakat saat sebelum Pileg 2014. Meskipun Wulan Denura tidak memiliki pengalaman politik sebelumnya dan hanya merupakan seorang bidan, namun ia memiliki beberapa modal politik untuk bersaing dan memenangkan kursi legislatif Kota Payakumbuh. Kata Kunci: Modal Politik, Otonomi Daerah, Pemilihan Umum Legislatif