PEMANFAATAN HABITAT OLEH MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis RAFFLES, 1821) PADA LANSKAP PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI KAWASAN PT. TIDAR KERINCI AGUNG (TKA), SOLOK SELATAN
Main Author: | Citra, Salendra |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://scholar.unand.ac.id/27428/6/cover%20dan%20abstrak.pdf http://scholar.unand.ac.id/27428/2/BAB%20I%20wt.pdf http://scholar.unand.ac.id/27428/3/BAB%205.pdf http://scholar.unand.ac.id/27428/4/Daftar%20Pustaka.pdf http://scholar.unand.ac.id/27428/5/Tugas%20Akhir%20Full%20Text.pdf http://scholar.unand.ac.id/27428/ |
Daftar Isi:
- Konversi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit biasanya menghasilkan kawasan dengan areal hutan yang kecil dan terisolasi. Perubahan habitat sebagai akibat penebangan hutan sangat mempengaruhi kemampuan satwa primata untuk melangsungkan hidupnya, dan salah satu spesies primata yang terkena dampak adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Banyak spesies yang tetap bertahan hidup di sekitar lahan kelapa sawit, memanfaatkan tipe-tipe habitat yang terdapat di dalam lingkup bentang alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan habitat oleh monyet ekor panjang pada lanskap perkebunan kelapa sawit. Metode yang digunakan untuk pengamatan aktivitas harian adalah metode scan sampling dengan interval waktu lima menit, dan survey langsung untuk mengetahui daerah jelajah serta pengoleksian tumbuhan dengan menggunakan ad-libitum sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas harian dari monyet ekor panjang adalah bergerak (55,48%), makan (13,27%), inaktif (10,87%), menelisik (9,59%), bermain (4,88%), agonistik (4,48%), tidur (0,96%), dan kawin (0,47%). Dari 24 spesies tumbuhan yang dikonsumsi oleh monyet ekor panjang diketahui 5 spesies yang paling sering dimakan yaitu Elaeis guinensis (30,1%), Albizia falcataria(10,35%), Bellucia pentamera (9,71%), Bambusa sp. (8,74%), dan Mallotus paniculatus (7,12%). Perkiraan luas daerah jelajah kelompok monyet ekor panjang pada Miniatur Hutan Konservasi dalam kawasan PT. Tidar Kerinci Agung, Solok Selatan adalah 41,65 ha. Data yang diperoleh diharapkan dapat menjadi acuan untuk konservasi primata dimasa yang akan datang, terkhusus pada kawasan yang terfragmentasi.