Daftar Isi:
  • Klasifikasi jenis sambaran petir dilakukan terhadap 2716 data medan listrik petir yang terekam selama periode Januari s/d Juni 2016 melalui sensor fast antenna dan slow antenna. Dari hasil pengklasifikasian data ditemukan enam jenis sambaran petir yang terjadi selama periode tersebut, yaitu petir positif awan ke bumi (CG+), petir negatif awan ke bumi (CG-), petir negatif hibrid awan ke bumi (Hibrid-), petir Negative Narrow Bipolar Pulses (NBPs-), Positive Narrow Bipolar Pulses (NBPs+), dan petir awan ke awan (CC). Perhitungan persentase kejadian jenis sambaran petir tiap bulan menghasilkan kejadian petir CC sebagai persentase kejadian petir tertinggi dibandingkan dengan kejadian jenis sambaran petir lainnya dengan nilai persentase sebesar 38% pada bulan Januari, 65% pada bulan Februari, 80% bulan pada Maret, 82,12% pada bulan April, 76,06% pada bulan Mei dan 89,77 % pada bulan Juni. Kondisi cuaca memiliki hubungan dengan jumlah kejadian petir dan jumlah kejadian masing-masing jenis sambaran petir. Intensitas curah hujan berbanding lurus terhadap kejadian sambaran petir. Kejadian petir CC memiliki hubungan yang paling kuat dengan intensitas lama penyinaran matahari, kelembaban udara dan intensitas curah hujan. Perbedaan jumlah hari hujan dan jumlah hari kejadian petir dapat disebabkan oleh kemampuan sensor petir untuk mendeteksi medan listrik petir yang berada jauh dari titik keberadaan sensor. Kata Kunci : Klasifikasi Petir, Persentase Kejadian Petir, Lama Penyinaran Matahari, Kelembaban, curah hujan.