HUBUNGAN BRUXISM DENGAN TEMPOROMANDIBULAR DISORDER PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
Main Author: | RESTU, ANGRIANI SUHENDES |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://scholar.unand.ac.id/24688/1/COVER%20DAN%20ABSTRAK.pdf http://scholar.unand.ac.id/24688/2/BAB%201%20RESTU.pdf http://scholar.unand.ac.id/24688/3/BAB%207%20RESTU.pdf http://scholar.unand.ac.id/24688/4/Daftar%20pustaka%20RESTU.pdf http://scholar.unand.ac.id/24688/5/skripsi%20gabungan.pdf http://scholar.unand.ac.id/24688/ |
Daftar Isi:
- ABSTRAK HUBUNGAN BRUXISM DENGAN TEMPOROMANDIBULAR DISORDER PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG Bruxism merupakan aktivitas parafungsional berupa menggeretakkan gigi (grinding), mengatupkan rahang atas dan bawah dengan kuat (clenching), atau kombinasi keduanya. Kebiasaan yang dilakukan tanpa disadari ini akan berdampak pada kesehatan rongga mulut, baik pada gigi maupun otot dan merupakan salah satu penyebab temporomandibular disorder. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan bruxism dengan temporomandibular disorder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain potong lintang. Subjek penelitian berjumlah 78 orang mahasiswa FKG Unand angkatan 2013-2016 dengan teknik purposive sampling. Penentuan bruxism dilakukan dengan pemeriksaan klinis dan menggunakan kuisioner bruxism yang diadaptasi dari American Academy of Sleep Medicine, sedangkan penegakan diagnosis temporomandibular disorder dengan kuisioner RDC/TMD Axis I yang dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik sesuai RDC/TMD Axis I. Hasil penelitian menunjukkan responden yang mengalami bruxism sebanyak 21 orang (26,9%) grinding, 42 orang (53,8%) clenching, 15 orang (19,2%) kombinasi keduanya. Temporomandibular disorder yang dialami responden sebanyak 76 orang (92,3%) dengan jenis nyeri miofasial 12 orang (15,4%), nyeri miofasial dengan bukaan mulut terbatas 2 orang (2,6%), dislokasi diskus dengan reduksi 59 orang (75,6%), dislokasi diskus dengan reduksi tanpa bukaan mulut terbatas 3 orang (3,8%), diuji menggunakan chi-square dan menunjukan hubungan signifikan p<0,05, (p=0,012). Kesimpulan hasil penelitian adalah terdapat hubungan yang bermakna antara bruxism dengan temporomandibular disorder Kata kunci : bruxism, temporomandibular disorder, RDC/TMD