Daftar Isi:
  • Peningkatan performansi dilantai produksi pada pabrik pengolahan coklat Chokato sangat dibutuhkan terutama dalam memenuhi target produksi yang direncanakan. Dalam memenuhi target produksi, bagian produksi mengalami kendala maupun gangguan baik bersifat internal maupun eksternal sehingga pemenuhan dan pencapaian target produksi tidak terpenuhi. Aktivitas Value Added (VA) adalah aktivitas yang memberikan nilai tambah dalam menghasilkan suatu produk, seperti memasukan biji kakao ke mesin sangrai. Aktivitas Non Value Added (NVA) adalah aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dalam menghasilkan produk, seperti menelpon dan merokok selama proses produksi berlangsung. Dan aktivitas Necessary but Not Value Added (NNVA) adalah aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah tetapi penting untuk dilakukan, seperti memindahkan produk dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah menentukan aktivitas pemborosan (waste) pada proses pengolahan biji kakao, mengetahui faktor penyebab yang mempengaruhi pemborosan pada proses pengolahan biji kakao dan memberikan usulan perbaikan untuk mengurangi aktivitas pemborosan (waste) pada proses pengolahan biji kakao. Untuk mencapai tujuan ini penelitian menggunakan pendekatan lean manufacturing dengan menggunakan metode Value Stream Mapping (VSM), Waste Relationship Matrix (WRM), Waste Assessment Questionnaire (WAQ), Value Stream Mapping Tools (VALSAT), Failure Mode Effect Analysis (FMEA) dan Diagram Sebab Akibat. Berdasarkan Value Stream Mapping pemborosan pada proses pengolahan biji kakao adalah waiting, delay,, motion dan overproduction. Berdasarkan hasil identifikasi pemborosan dengan metode Waste Relationship Matrix (WRM) dan Waste Assesment Questionnaire (WAQ) didapatkan urutan waste pada proses produksi coklat adalah waiting (20,92%), motion (18,63%), overproduction (17,60 %), transportation (14,85%), defect (12,45%), inventory (9,46%) dan overprocessing (6,07%). Process Activity Mapping (PAM) menghasilkan 58 aktifitas dengan aktifitas Value Added (VA) sebesar 21%, aktifitas Non Value Added (NVA) sebesar 7%, dan aktifitas Necessary but Non Value Added (NNVA) sebesar 72%. Identifikasi faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi waste disebabkan oleh proses fermentasi dan pengeringan biji kakao memakan waktu yang lama, adanya setup time dan kerusakan pada mesin-mesin produksi. adanya gerakan-gerakan yang tidak diperlukan dan tingkat persediaan yang tinggi. Usulan perbaikan untuk mengurangi waste pada proses produksi coklat dengan menerapkan metode perencanaan produksi (perencanaan bahan baku dan perencanaan kapasitas mesin) dan dengan melakukan perawatan berkala terhadap peralatan produksi, menambah fasilitas kerja, menyederhanakan proses dengan pergerakan yang efektif (ergonomis) dan menerapkan prinsip 5S. Kata Kunci : lean manufacturing, non value added, Waste Assessment Questionnaire (WAQ)