Induksi Ketahanan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas axonopodis pv. aliii) Dengan Rizobakteri Indigenus

Main Author: Milda, Ernita
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://scholar.unand.ac.id/23097/1/ABSTRAK.pdf
http://scholar.unand.ac.id/23097/2/BAB%20I.%20PENDAHULUAN.pdf
http://scholar.unand.ac.id/23097/3/BAB%20V.%20KESIMPULAN.pdf
http://scholar.unand.ac.id/23097/4/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://scholar.unand.ac.id/23097/5/DISERTASI%20LENGKAP.pdf
http://scholar.unand.ac.id/23097/
Daftar Isi:
  • Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditi unggulan hortikultura kedua setelah cabe. Produksi bawang merah Indonesia yaitu 11,18 ton/ha dan Sumatera Barat 10,32 ton/ha. Salah satu penyebab rendahnya produksi adalah serangan Xanthomonas axonopodis pv. allii penyebab penyakit hawar daun bakteri (HDB). Teknik pengendalian HDB di Indonesia belum banyak informasi. Penggunaan agen hayati kelompok rizobakteri telah dikenal efektif sebagai pengendali penyakit, meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk: 1). mendapatkan isolat rizobakteri indigenus yang mampu menginduksi ketahanan bawang merah terhadap HDB, 2). mengetahui keragaman fisiologis dan jenis rizobakteri indigenus terpilih tahap 1, 3). mengkaji mekanisme respon fisiologis bawang merah yang diinduksi ketahanannya oleh rizobakteri indigenus, 4). Mendapatkan formula rizobakteri indigenus yang stabil dalam menginduksi ketahanan bawang merah terhadap HDB di daerah endemik. Penelitian dalam bentuk percobaan di laboratorium dan di lapangan. Metode penelitian di laboratorium menggunakan rancangan acak lengkap dan deskriptif, di lapangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Hasil percobaan diperoleh 136 isolat rizobakteri dan secara morfologi dan fisiologis bervariasi. Seleksi 128 isolat rizobakteri indigenus (yang menunjukan reaksi hipersensitif negatif) secara in planta didapatkan sepuluh isolat mampu meningkatkan ketahanan bawang merah terhadap HDB, meningkatkan pertumbuhan dan hasil. Hasil identifikasi 10 isolat rizobakteri indigenus terpilih tahap 1, tergolong genus Bacillus, Stenotropomonas, Serratia dan Pseudomonas. Karakter fisiologis sebagai biokontrol adalah: 7 isolat menghasilkan kitinase, 6 isolat menghasilkan selulase, 4 isolat menghasilkan antibiotik terhadap Xaa, sepuluh isolat menghasilkan antijamur terhadap Colletotrichum sp. Karakter fisiologis sebagai pemacu pertumbuhan adalah semua isolat menghasilkan IAA dan 6 isolat sebagai pelarut fosfat. Respon fisiologis tanaman bawang merah setelah diinduksi rizobakteri meningkatkan aktivitas peroksidase, poliphenol oksidase dan penilalanin amonialiase pada daun dibanding akar. Pseudomonas geniculata strain XJUHX-19 dan Bacillus. pumilus strain TSH22W yang diformula tepung talek, air kelapa dan kompos pada penyimpanan 2 minggu menurunkan severitas penyakit dengan efektivitas penurunan 31,37% dan hasil tertinggi introduksi P.geniculata strain XJUHX-19 yang diformula dengan tepung talek dan disimpan selama 2 minggu yaitu 19,75 ton/ha. Kata kunci: hawar daun bakteri, rizobakteri indigenus, bawang merah