PENGARUH PEMBERIAN SARI KURMA (Phoenix dactylifera) TERHADAP KADAR HORMON KORTISOL DAN HORMON BETA-ENDORFIN TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) BETINA DI AKHIR KEHAMILAN
Main Author: | Andriana, Andriana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://scholar.unand.ac.id/22614/1/abstrak%20upload%20ok%20pdf%20bk.pdf http://scholar.unand.ac.id/22614/2/BAB%20I%20Upload%20pdf.pdf http://scholar.unand.ac.id/22614/3/BAB%207%20upload%20pdf.pdf http://scholar.unand.ac.id/22614/4/DAFTAR%20PUSTAKA%20upload%20pdf.pdf http://scholar.unand.ac.id/22614/5/okpdfandriana1320332007pascasarjanakebidanantesis.compressed.pdf http://scholar.unand.ac.id/22614/ |
Daftar Isi:
- Nyeri persalinan merupakan hal fisiologis, namun jika tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan aktivitas uterus tidak terkoordinasi yang akan mengakibatkan partus lama. Kurma memiliki kandungan lengkap yang terdiri dari fruktosa, glukosa, sukrosa, asam amino, flavonoid, mineral dan vitamin. Kurma dapat digunakan sebagai metode nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri persalinan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian sari kurma (Phoenix dactylifera) terhadap kadar hormon kortisol dan kadar hormon beta-endorfin pada tikus putih (Rattus norvegicus) betina di akhir kehamilan. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan post test only control group design. Sampel yang digunakan 24 ekor tikus putih yang dibagi dalam 4 kelompok: kelompok kontrol, P1 (1,6 ml sari kurma 50%), P2 (1,6 ml sari kurma 75%), P3 (1,6 ml sari kurma 100%) masing-masing diberikan selama hamil. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling. Kadar kortisol dan beta-endorfin diukur menggunakan metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Uji normalitas data dengan Shapiro Wilk dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA, uji statistic multiple (post hoc test) jenis bonferroni untuk melihat perbedaan masing-masing kelompok. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan rerata kadar kortisol antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan secara statistik tidak signifikan (p>0,05). Sedangkan kadar beta-endorfin pada kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (p<0,05). Meskipun demikian, perbedaan rerata antara kelompok perlakuan (P1, P2, P3) secara statistik tidak signifikan. Disimpulkan bahwa pemberian sari kurma tidak berpengaruh terhadap kadar kortisol, namun dapat meningkatkan kadar beta-endorfin. Kata Kunci : Sari Kurma, Kortisol, Beta-endorfin