Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi rantai pasok komoditi gula merah tebu yang di kelola UPH tebu kelompok tani Sarumpun Baniah dan menentukan pemasok yang memiliki peran lebih besar pada rantai pasok gula merah UPH tebu kelompok tani Sarumpun Baniah. Penilitan ini berupa studi kasus dengan alat analisa kualitatif menggunakan kerangka Food Supply Chain Networking (FSCN) dan alat analisa kuantitatif dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Struktur rantai pasok terdiri dari Petani Mitra, UPH sarumpun Baniah, Pedagang Pengumpul dan Pengecer serta Konsumen Akhir. Kendala yang ada pada rantai pasok ini adalah penggunaan mesin kilang tebu yang belum optimal. Pembayaran uang dari transaksi bisnis berupa pembayaran langsung dan tidak langsung. Informasi yang diterima semua anggota rantai pasok Semua anggota rantai pasok menerima informasi dari anggota lainnya sehingga proses produksi gula merah telah berjalan dengan baik. Pemilihan pemasok yang berperan lebih besar dalam rantai pasok gula merah adalah pemasok dari kebun kelompok tani Sarumpun Baniah dengan bobot 0,511, diikuti oleh pemasok dari petani yang merupakan anggota kelompok tani Sarumpun Baniah dengan bobot 0,313 dan pemasok dari kebun masyarakat dengan bobot 0,176. Disarankan kepada UPH Sarumpun Baniah untuk mengoptimalkan penggunaan mesin kilang tebu. Salah satu cara untuk menambah jumlah bahan baku adalah dengan memperluas luas lahan tebu milik kelompok tani Sarumpun Baniah. Pemilihan pemasok dari hasil penilitian bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi UPH Sarumpun Baniah untuk merencanakan pengembangan rantai pasok yang lebih baik. Kata kunci: AHP, FSCN, manajemen rantai pasok, tebu, gula merah.