INTERFERENSI DALAM BAHASA JEPANG DITINJAU DARI KAPASITAS WORKING MEMORY OTAK Suatu Kajian Neurolinguistik
Main Author: | RURI, FADHILLAH HAKIM |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://scholar.unand.ac.id/1844/1/148.pdf http://scholar.unand.ac.id/1844/ |
Daftar Isi:
- Interferensi yang terjadi dapat dicontohkan antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, seperti pada frasa “girls beautiful” yang bermakna “gadis-gadis cantik”. Pada frasa tersebut terjadi interferensi bahasa Indonesia karena adanya perbedaan struktur yang berkaitan dengan hukum D–M (diterangkan–menerangkan) dalam bahasa Indonesia dan hukum M–D dalam bahasa Inggris (Rahayu, 2012). Frasa tersebut seharusnya menjadi ‘beautiful girls’. Interferensi antara bahasa pertama dan bahasa kedua (asing) memang sering terjadi khusunya pada pembelajar bahasa asing. Interferensi dapat terjadi dengan penggunaan pola kalimat dalam kaidah suatu bahasa yang mempengaruhi pola kalimat bahasa lain, atau dalam penempatan kata dalam suatu kalimat yang tidak berterima dengan padanan makna katanya. Menurut Dulay dalam Wibisono (1990:67-68) bahasa pertama dianggap pengganggu pembelajar dalam menguasai bahasa kedua (asing) karena disadari atau tidak pembelajar melakukan transfer baik transfer struktur maupun transfer unsur–unsur bahasa yang lain dari bahasa pertama pada saat pembelajar memproduksi bahasa kedua (asing). Contohnya interferensi bahasa Indonesia pada bahasa Jepang yang sering terdapat penyusupan kaidah 5 maupun penempatan kosakata bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang ataupun sebaliknya.