THE MINANGNESE CULTURAL WORDS AND THEIR TRANSLATION PROCEDURES AS FOUND IN THE NOVEL SALAH ASUHAN INTO ENGLISH NEVER THE TWAIN
Main Author: | SHINTA, MONIKA |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://scholar.unand.ac.id/18214/1/ABSTRAK.pdf http://scholar.unand.ac.id/18214/2/CHAPTER%20I.pdf http://scholar.unand.ac.id/18214/3/CHAPTER%20IV.pdf http://scholar.unand.ac.id/18214/4/BIBLIOGRAPHY.pdf http://scholar.unand.ac.id/18214/5/THESIS%20SHINTA%20MONIKA.pdf http://scholar.unand.ac.id/18214/ |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Skripsi ini membahas cara penerjemah menerjemahkan kata-kata budaya Minangkabau yang terdapat di dalam novel Salah Asuhan karya Abdoel Moeis, dan terjemahannya dengan judul Never The Twain, yang diterjemahkan Robin Susanto. Penelitian ini ini bertujuan untuk mengetahui kata-kata budaya serta prosedur yang digunakan oleh penerjemah. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan teknik catat. Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode padan penerjemahan yang mana data dalam bahasa sumber dibandingkan dengan bahasa sasarannya. Dalam menganalisa data, teori yang digunakan adalah teori prosedur penerjemahan dari Peter Newmark (1988). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat enam belas kata budaya Minangkabau. Enam belas kata budaya tersebut dapat digolongkan kedalam empat kategori, yaitu ecology, material culture, social organization, dan social culture. Selanjutnya ditemukan lima prosedur penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan kata budaya Minangkabau kedalam Bahasa Inggris. Kelima prosedur tersebut adalah transference, literal translation, cultural equivalent, functional equivalent, dan descriptive equivalent. Penerjemah cenderung menggunakan cultural equivalent dan functional equivalent dalam menerjemahkan kata budaya Minangkabau kedalam bahasa Inggris. Kata Kunci: Kata Budaya, Prosedur Penerjemahan