Daftar Isi:
  • Latar belakang. Meningitis akut merupakan infeksi susunan saraf pusat yang disebabkan bakteri atau virus. Meningitis bakterial dan meningitis virus sulit dibedakan pada awal perjalanan penyakit bila belum dilakukan lumbal pungsi. Beberapa skor yang dapat memperkirakan meningitis bakterial yaitu Lindquist, Spanos, Hoen, Freedman, Nigrovic, Bonsu yang memerlukan lumbal pungsi. Skor Oostenbrink satu-satunya yang menilai risiko meningitis bakterial sebelum lumbal pungsi. Tujuan. Mengetahui sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif (NDP) dan nilai duga negatif (NDN) dari skor klinis Oostenbrink pada meningitis bakterial anak. Metode. Penelitian ini merupakan uji diagnostik yang dilakukan pada pasien usia 1 bulan sampai 15 tahun yang dicurigai meningitis akut berdasarkan kriteria WHO. Diagnosis baku emas meningitis bakterial ditegakkan berdasarakan hasil kultur, pewarnaan Gram, analisis CSS (cairan serebrospinalis) serta kultur darah ditambah pleiositosis. Skor Oostenbrink ditetapkan berdasarkan lama keluhan utama, muntah, tanda rangsangan meningeal, sianosis, petekie, gangguan kesadaran, dan pemeriksaan CRP serum. Dilakukan uji sensitivitas skor Oostenbrink terhadap meningitis bakterial sesuai kriteria baku emas. Penelitian dilakukan bulan Oktober 2015 sampai Mei 2016. Hasil. Subjek penelitian sebanyak 45 pasien, diantaranya 16 (35%) pasien adalah meningitis bakterial. Pasien meningitis bakterial lebih banyak laki-laki yaitu 62,5%, kelompok usia terbanyak adalah 1-12 bulan (50%). Bakteri utama yang tumbuh pada kultur CSS adalah Klebsiella spp, S. aureus. Sensitivitas skor klinis Oostenbrink adalah 93,7%, spesifisitas 58,6%, NDP 55,5%, NDN 94,4%. Kesimpulan. Skor klinis Oostenbrink mempunyai sensitivitas dan NDN tinggi namun spesifisitas dan NDP rendah sehingga diperlukan pemeriksaan lain untuk memastikan meningitis bakterial lebih awal. Kata kunci. Uji diagnostik, skor klinis Oostenbrink, meningitis bakterial, anak.